Anggota DPR Nilai Pengenalan Budaya Bisa Cegah Kenakalan Remaja

Laporan: Martahan Sohuturon
Jumat, 01 Maret 2024 | 14:54 WIB
Warga menunjukkan aplikasi Sistem Bangun Karakter Terintegrasi (Sibakti) saat peluncuran di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dinas Dikbud) Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. (SinPo.id/Antara)
Warga menunjukkan aplikasi Sistem Bangun Karakter Terintegrasi (Sibakti) saat peluncuran di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dinas Dikbud) Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. (SinPo.id/Antara)

SinPo.id - Anggota Komisi X DPR RI Nuroji menilai pengenalan budaya Indonesia kepada anak, baik melalui keberadaan taman budaya, lembaga-lembaga kebudayaan, maupun museum, dapat mencegah kenakalan pada remaja.

"(Mencegah kenakalan remaja) dengan mengedepankan dan mengenalkan budaya sendiri melalui taman budaya, lembaga-lembaga kebudayaan, atau museum kepada para remaja," kata dia dalam keterangannya pada Jumat, 1 Maret 2024.

Menurut dia, pengenalan budaya Indonesia kepada anak bernilai penting untuk mencegah kenakalan remaja yang cenderung disebabkan oleh pengaruh budaya luar.

"Pembinaan ini menjadi dasar untuk membentuk karakter pemuda kita yang selama ini banyak terpengaruh oleh budaya negara lain," ucap dia.

Nuroji mencontohkan budaya Indonesia yang dapat diperkenalkan pada anak berupa seni bela diri pencak silat.

Ia mengatakan pencak silat apabila dikenalkan pada generasi muda akan membantu mereka belajar tentang sportivitas, kedamaian, dan kesetiakawanan.

"Kegiatan positif seperti seni bela diri pencak silat bisa menjadi alternatif bagi para remaja untuk menyalurkan energi dan waktu luangnya sehingga akan mengurangi kecenderungan untuk bertindak hal-hal negatif," ujarnya.  

Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, kenakalan pada remaja antara lain dipicu oleh gangguan mental dan emosional.

Terkait dengan hal itu, dia berpandangan bahwa pola pengasuhan orang tua yang tepat menjadi faktor kunci dalam upaya mencegah gangguan mental dan emosional yang memicu kenakalan pada remaja.  

"Akar dari permasalahan remaja itu gangguan mental emosional. Ketika banyak orang toxic, akhirnya terjadilah peristiwa macam-macam, mulai berkelahi, perundungan, klitih (pembegalan), dan ini kunci penanganannya ada di parenting (pengasuhan)," kata dia.

Ia berpesan kepada para orang tua untuk berusaha menerapkan pola asuh yang baik agar anak-anak mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta terhindar dari gangguan mental dan emosional.sinpo

Komentar: