Menlu Ingatkan Uni Eropa Konsisten Hormati Hukum Internasional dalam Isu Gaza
SinPo.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengingatkan negara-negara anggota Uni Eropa (EU) untuk konsisten menghormati hukum internasional, termasuk dalam isu Palestina dan merespons krisis di Gaza.
Ketika berbicara dalam Indo-Pacific Ministerial Forum ke-3 yang berlangsung di Brussels, Belgia, pada Jumat (2/2), Retno menyerukan EU untuk menggunakan nurani guna menghentikan kekejaman Israel di Palestina.
“Sebagai pendukung hukum internasional, Uni Eropa harus konsisten dalam isu Palestina karena konsistensi antara nilai dan perbuatan menunjukkan moralitas kita yang sesungguhnya,” kata Retno dalam pernyataan persnya.
ASEAN dan EU disebutnya harus berada di garda depan dalam menjaga konsistensi menghormati hukum internasional, termasuk dalam menyikapi isu Palestina—mengingat lebih dari tujuh dekade bangsa Palestina terus menghadapi ketidakadilan.
Ia menekankan bahwa semua orang, termasuk bangsa Palestina, memiliki hak sama untuk dihormati dan dilindungi, juga untuk memiliki negara mereka sendiri.
“Saya tegaskan bahwa Indonesia tidak akan tinggal diam dan akan terus membantu perjuangan bangsa Palestina mendapatkan haknya, apa pun tantangan yang harus dihadapi,” ujar Retno.
Di dalam kesempatan itu, Indonesia juga menyampaikan seruan (appeal) agar negara-negara yang menunda dukungan keuangan ke badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA ) untuk dapat mempertimbangkan kembali posisi mereka.
Retno mengingatkan agar jangan sampai keputusan tersebut menjadi hukuman kolektif (collective punishment) kepada rakyat Palestina.
Lebih lanjut ia menyampaikan dukungan Indonesia atas investigasi yang independen, kredibel, dan transparan untuk membuktikan tuduhan Israel tentang keterlibatan sejumlah staf UNRWA dalam serangan kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023.
Akibat tuduhan Israel tersebut, sedikitnya 18 negara donor termasuk AS, Inggris, dan EU menghentikan sementara dukungan keuangan mereka kepada UNRWA.
“Di akhir pernyataan, saya ajak semua untuk menggunakan moral compass dalam upaya untuk memperkuat kemitraan bagi terciptanya perdamaian dan stabilitas serta kemakmuran,” tutur Retno.