Survei PSI: Prabowo-Gibran 54,9 Persen
SinPo.id - Panel Survei Indonesia (PSI) merilis survei bertema mengukur pengaruh cawe-cawe Jokowi pada Pemilu 2024 terhadap preferensi pilihan publik pada calon presiden-calon wakil presiden.
Survei tersebut dilakukan mulai 15 -27 Januari 2024 dengan mengambil jumlah sample sebanyak 2.242 Warga Negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih saat pemilu 2024, dan tersebar di 480 kabupaten dan kota secara proposional sesuai besaran komposisi DPT pemilu 2024 sejumlah 204.807.222 pemilih.
Survei ini diklaim memiliki tingkat kepercayaan 95% dan batas margin of error -/+2,07.
Direktur Eksekutive PSI, Dominiko Bagas Mahendra mengatakan dari hasil penelitian ini, didapati bahwa jumlah responden yang pernah memberikan hak pilih pada pemilu 2019 lalu sebanyak 60,7 persen dan yang baru akan memberikan hak pilihnya pada pemilu 2024 sebanyak 39,5 persen.
"Dari hasil survei yang dilakukan PSI, ditemukan bahwa sebanyak 23,4 persen adalah responden yang memilih Jokowi pada pilpres 2019 dan sebanyak 18,4 persen merupakan pemilih Prabowo Subianto, dan sebanyak 18,9 persen merupakan responden yang tidak memberikan hak suaranya di Pilpres 2024 dan sebanyak 39,1 persen baru akan menjadi pemilih di Pemilu 2024," kata Dominiko Bagas dalam keterangan tertulis, Selasa, 30 Januari 2024.
Dominiko Bagas menyebutkan hasil penelitian menunjukan bahwa kriteria pengganti Jokowi- Ma'ruf yang diinginkan oleh publik, sebanyak 48,4 persen menginginkan presiden dan wakil presiden yang bisa melanjutkan program-program pemerintahan era Jokowi- Ma'ruf.
Selain itu preferensi mayoritas responden, ingin memiliki Presiden yang tahu kebutuhan ekonomi dan sosial rakyat, mau bekerja keras untuk rakyat dan tidak bisa di intervensi oleh kepentingan asing.
"Hasil penelitian menunjukan jika pilpres digelar hari ini dari ketiga pasangan capres-cawapres mana yang dipilih maka didapati responden yang memilih Prabowo-Gibran sebanyak 54,9 persen," kata Dominiko Bagas saat merilis survei, Selasa, 30 Januari 2024.
Sementara itu, sebanyak 28,8 persen memilih Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan sebanyak 12,1 persen memilih Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
"Selebihnya belum menentukan pilihan sebanyak 4,2 persen," ujarnya.
Menanggapi hasil survei PSI), Pengamat politik yang juga guru besar Ilmu Politik Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Kacung Marijan mengatakan, bahwa pengaruh Jokowi pada Pilpres 2024 masih kuat karena saat ini elektabilitas Jokowi sebagai presiden masih tinggi di masyarakat.
"Ya kalau kita lihat survei PSI menunjukkan elektabilitas Jokowi sebagai presiden masih kuat dan memiliki pengaruh pada pilpres 2024," kata Prof Kacung Marijan kepada awak media, Selasa, 30 Januari 2024.
Prof Kacung menjelaskan bahwa jika dilihat dari ketiga capres, lebih terlihat jika Prabowo-Gibran yang lebih dilirik Jokowi di Pilpres 2024, bukan karena ada anaknya Gibran sebagai cawapres, tetapi pasangan nomor urut 2 ini paling berkomitmen meneruskan program Jokowi yang selama ini sudah berjalan.
"Kalau saya lihat dari ketiga capres lebih terlihat Prabowo-Gibran yang lebih dilirik Jokowi di Pilpres 2024, bukan karena ada anaknya Gibran sebagai cawapres tapi pasangan nomor urut 2 ini paling berkomitmen meneruskan program Jokowi yang selama ini sudah berjalan," ucap Kacung.
Selain itu, kata dia, masyarakat saat ini lebih mengikuti arah Jokowi sehingga peluang Prabowo-Gibran sangat besar menang pada pilpres 2024.
"Kalau dilihat masyarakat saat ini masih lebih mengikuti arah Jokowi, jadi peluang Prabowo-Gibran sangat besar menang di Pilpres 2024," ungkapnya.
Sementara itu, menurut dia, Prabowo-Gibran lebih dipercaya karena di dalam koalisi juga ada partai Golkar yang lebih pengalaman dalam ekonomi, dan keberlanjutan program Jokowi akan tetap berjalan jika pasangan capres cawapres nomor urut 2 itu menang pilpres 2024.
"Prabowo-Gibran lebih dipercaya karena di dalam koalisi juga ada partai Golkar yang lebih pengalaman dalam ekonomi, dan keberlanjutan program Jokowi akan tetap berjalan jika pasangan capres cawapres nomor urut 2 itu menang pilpres 2024," tuturnya.
Tak hanya itu, pendukung Jokowi lebih tertarik dengan pasangan Prabowo-Gibran karena ini menjadi kekuatan capres nomor urut 2 itu mengalahkan kedua capres lainnya.
Kemudian, kedua capres lainnya yakni Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin memiliki program baru jika terpilih sebagai presiden-wakil presiden, sehingga ini yang menjadi alasan Jokowi tidak memberikan perhatian secara politik.