Pengamat: Sikap Ofensif Anies ke Prabowo di Debat Ketiga Pilpres Bukan untuk ‘Challenge’ Gagasan

Laporan: Martahan Sohuturon
Rabu, 10 Januari 2024 | 12:49 WIB
KPU gelar Debat Capres Ketiga dengan tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik (Ashar/SinPo.id)
KPU gelar Debat Capres Ketiga dengan tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik (Ashar/SinPo.id)

SinPo.id - Pengamat politik Bawono Kumoro menyatakan bahwa sikap ofensif yang ditampilan calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, terhadap capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, bukan semata-mata bertujuan untuk 'challenge' menguji gagasan mengenai isu pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional, dan politik luar negeri.

“Jadi sikap ofensif Anies Baswedan kepada Prabowo Subianto dalam debat capres bukan murni semata-mata didasarkan untuk melakukan challenge gagasan,” kata Bawono kepada wartawan pada Rabu, 10 Januari 2024.

Ia menegarai, sikap ofensif Anies dilatarbelakangi keinginan untuk menarik para pendukung atau pemilih Prabowo di Pemilu 2019 silam.

Pasalnya, menurut Bawono, pemilih Prabowo di Pemilu 2019 merupakan sumber utama pemilih Anies yang berduet dengan Muhaimin Iskandar di Pemilu 2024 ini.

“Karena tidak ada sumber pemilih lain untuk pasangan calon ini selain dari mereka (yang) merasa tidak puas terhadap keputusan Prabowo Subianto bergabung dengn pemerintahan Presiden Joko Widodo,” tuturnya.

Sebagai informasi, Anies dan Prabowo terlibat saling serang secara terbuka sejak debat pertama dan debat kedua Pilpres 2024.

Di Debat ketiga Pilpres 2024, Anies terlihat sangat ofensif terhadap Prabowo hingga melontarkan pernyataan atau pernyataan yang dianggap sejumlah kalangan bersifat personal.

Bahkan, Presiden Joko Widodo menilai Debat ketiga Pilpres lalu tidak mendidik karena serangan yang dilakukan bersifat personal. Jokowi bahkan meminta KPU mengevaluasi format debat Pilpres 2024.

Jokowi mengatakan saling serang dalam debat sebagai hal yang wajar asalkan serangan itu menyangkut kebijakan maupun visi, bukan personal. Ia menilai saling serang personal dalam debat justru mengaburkan gagasan para capres.

"Saling menyerang enggak apa-apa, tapi kebijakan, policy, visinya yang diserang. Bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira enggak baik dan enggak mengedukasi," ujarnya.sinpo

Komentar: