UNICEF Sebut Wanita Hamil di Gaza Terpaksa Melahirkan dalam Kondisi Tak Aman

Laporan: Galuh Ratnatika
Rabu, 10 Januari 2024 | 08:51 WIB
Ilustrasi. UNICEF prihatin dengan kasus wanita hamil di Gaza yang melahirkan dalam kondisi tidak aman. (SinPo.id/Reuters)
Ilustrasi. UNICEF prihatin dengan kasus wanita hamil di Gaza yang melahirkan dalam kondisi tidak aman. (SinPo.id/Reuters)

SinPo.id - Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-bangsa (UNICEF) menyatakan prihatin dengan kasus wanita hamil di Gaza yang melahirkan dalam kondisi tidak aman. Mereka memperkirakan kematian ibu yang melahirkan akan meningkat karena akses terhadap layanan kesehatan yang memadai kurang.

Pada awal November 2023, badan PBB mencatat terdapat sekitar 50 ribu perempuan hamil di Gaza, dan 15 persen dari mengalami komplikasi terkait kelahiran atau kehamilan. Terlebih banyak wanita yang meninggal karena pendarahan saat melahirkan.

Pemboman yang dilakukan Israel terus menerus dan menargetkan fasilitas kesehatan di Gaza, telah membuat hampir seluruh rumah sakit di wilayah yang terkepung tersebut tidak berfungsi. Hal itu yang membuat para wanita hamil kesulitan mendapatkan perawatan medis yang memadai.

Seorang pengungsi wanita di Gaza, Yafa Abu Akar, yang tinggal dan berlindung di Khan Younis bersama ribuan orang lainnya mengatakan, para wanita hamil harus menghadapi keadaan yang mengerikan dalam setiap aspek kehidupan mereka di Gaza.

"Ada seorang wanita yang sedang hamil sembilan bulan harus mengalami situasi yang mengerikan. Dokter terpaksa membedah perutnya untuk mengeluarkan bayinya tanpa obat bius," kata Yafa, dilansir dari ABC pada Rabu, 10 Januari 2024.

"Namun pada saat yang sama, wanita tersebut juga kehilangan suami, ibu dan ayahnya akibat perang. Untungnya, anaknya perempuan, masih hidup, meski ia kehilangan seluruh keluarganya dalam perang,” sambungnya.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah memperingatkan akan banyaknya pasien yang terpaksa dioperasi tanpa anestesi karena rendahnya pasokan medis, dan hancurnya sistem kesehatan di Gaza. Namun WHO memuji para profesional kesehatan di sana yang terus bekerja dalam kondisi ekstrem.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI