CPJ Sebut Perang Israel-Palestina Adalah Situasi Paling Mematikan Bagi Jurnalis

Laporan: Galuh Ratnatika
Jumat, 22 Desember 2023 | 07:24 WIB
Foto: Getty Images
Foto: Getty Images

SinPo.id -  Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) yang berbasis di Amerika Serikat, mengatakan 10 minggu pertama perang Israel-Palestina merupakan masa paling mematikan bagi jurnalis, dengan jumlah jurnalis terbanyak yang terbunuh dalam satu tahun di satu lokasi.

CPJ mengaku prihatin dengan pola serangan Israel yang jelas dengan sengaja menargetkan para jurnalis beserta keluarga mereka untuk dibunuh. Bahkan sebagian besar jurnalis dan pekerja media yang tewas dalam perang merupakan warga Palestina.

Menurut data CPJ, empat jurnalis Israel dan tiga jurnalis Lebanon, termasuk jurnalis visual Reuters Issam Abdallah, juga terbunuh antara 7 Oktober dan 20 Desember. CPJ mengatakan pihaknya sedang menyelidiki lebih lanjut penyebab kematian semua jurnalis.

Namun upaya-upaya penyelidikannya tersebut terhambat karena Israel juga melakukan pembunuhan terhadap anggota keluarga jurnalis, yang biasanya menjadi sumber bagi penyelidik untuk menyelidiki bagaimana para jurnalis tersebut meninggal.

Terlebih pelaporan di Gaza sangat dibatasi akibat pemboman Israel yang intens, dengan terputusnya komunikasi berulang kali dan kurangnya makanan, bahan bakar dan tempat tinggal. Sehingga jurnalis asing belum dapat mengakses jalur tersebut secara independen selama perang berlangsung.

“Perang Israel-Gaza adalah situasi paling berbahaya bagi jurnalis yang pernah kita lihat, dan angka-angka kematian ini menunjukkan hal itu dengan jelas,” kata Sherif Mansour, koordinator program CPJ di Timur Tengah dan Afrika Utara. Dilansir dari Reuters, Jumat 22 Desember 2023.

“Tentara Israel telah membunuh lebih banyak jurnalis dalam 10 minggu dibandingkan tentara atau entitas lain dalam satu tahun. Dan dengan setiap jurnalis yang terbunuh, perang ini menjadi lebih sulit untuk didokumentasikan dan dipahami," sambungnya.

Sementara itu, dari laporan CPJ pada bulan Mei ditemukan bahwa tentara Israel telah membunuh sedikitnya 20 jurnalis dalam 22 tahun terakhir dan tidak ada satupun yang pernah dituntut atau dimintai pertanggungjawaban.

Kemudian awal bulan ini, penyelidikan Reuters menemukan bahwa awak tank Israel membunuh Abdallah dan melukai enam wartawan lainnya di Lebanon pada 13 Oktober dengan menembakkan dua peluru secara berurutan dari Israel ketika para jurnalis sedang merekam penembakan lintas batas.sinpo

Komentar: