Kinerja Neraca Perdagangan Indonesia Tercatat Surplus Selama 43 Bulan Berturut

Laporan: Galuh Ratnatika
Senin, 18 Desember 2023 | 19:28 WIB
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu (SinPo.id/Galuh Ratnatika)
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu (SinPo.id/Galuh Ratnatika)

SinPo.id - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan kinerja neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus USD2,41 miliar pada bulan November 2023. Hal itu mencerminkan ketahanan eksternal Indonesia yang masih terjaga di tengah peningkatan risiko global.

Ia mengatakan kondisi surplus tersebut menambah catatan surplus neraca perdagangan Indonesia menjadi 43 bulan berturut-turut. Sedangkan secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia selama Januari hingga November 2023 mengalami surplus sebesar USD33,63 miliar.

“Meski demikian, pemerintah akan terus mewaspadai risiko global yang masih eskalatif ini dengan mengoptimalkan peran APBN untuk menyerap gejolak yang terjadi sehingga meminimalisasi dampaknya ke ekonomi nasional,” kata Febrio dalam keterangan persnya, Senin 18 Desember 2023.

Namun ekspor Indonesia pada bulan November 2023 tercatat USD22,00 miliar, menurun sebesar 0,67 persen dibandingkan bulan lalu (mtm) dan terkontraksi 8,56 persen dibandingkan bulan November 2022 (yoy).

Sementara impor Indonesia di bulan November 2023 tercatat sebesar USD19,59 miliar, naik 4,89 persen dibandingkan bulan lalu (mtm) atau 3,29 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Adapun impor terbesar berasal dari produk makanan dan minuman untuk rumah tangga yaitu sebesar 31,38 persen, kemudian disusul produk barang konsumsi setengah tahan lama sebesar 17,24 persen, dan impor bahan baku atau penolong terkontraksi sebesar 1,05 persen (yoy). 

Meski demikian, kata Febrio, perlambatan permintaan global yang mempengaruhi aktivitas perdagangan tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga dihadapi oleh negara mitra dagang Indonesia, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, yang mencatatkan kontraksi pada aktivitas ekspor dan impornya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI