Anis Matta Optimistis Basis Keumatan Prabowo Kembali di Pilpres 2024

Laporan: Juven Martua Sitompul
Rabu, 13 Desember 2023 | 19:28 WIB
Ketum Partai Gelora Anis Matta (SinPo.id/ Dok. Partai Gelora)
Ketum Partai Gelora Anis Matta (SinPo.id/ Dok. Partai Gelora)

SinPo.id - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia mendapat tugas untuk mengembalikan basis dukungan Prabowo Subianto yang pernah didapat di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan Pilpres 2019. 

Pada Pilpres 2014 Prabowo tercatat mendapatkan perolehan 62.576.444 suara atau 46,85 persen. Sedangan perolehan suara Prabowo di Pilpes 2019 mencapai 68.650.239 atau 44,50 persen suara.

"Secara umum kita yakin betul, Insyaallah bahwa basis keumatan Prabowo akan kembali lagi memilih beliau," kata Anis Matta dalam keterangannya, Jakarta, Rabu, 13 Desember 2023.

Anis Matta juga akan memastikan basis massa yang dibawa Gibran Rakabuming Raka di Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) mendukung Prabowo.

"Jadi pertama, selain mengembalikan basis keumatan Prabowo dan yang kedua adalah basis yang dibawa Mas Gibran, khususnya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, Insya Allah kita juga akan memastikan ke beliau," katanya.

Anis Matta menegaskan Partai Gelora mendapatkan tugas penting untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran dengan mengembalikan suara umat pada Pilpres 2024 seperti pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

"Dan tugas terpenting dari Partai Gelora adalah berkontribusi bagi pemenangan Pak Prabowo dengan mengembalikan suara umat kembali ke Pak prabowo," katanya.

Anis Matta menyadari sejak dulu memang ada kesulitan dalam mengonsolidasikan umat Islam. Hal tersebut berhubungan dengan pemikiran, akidah, dan hal-hal teknis.

"Kadang-kadang orang bilang ke saya, terlalu besar pikirannya. Padahal partai politik kan cuma buat cari suara, kursi gampang didapat dengan bagi-bagi minyak goreng. Kenapa mesti jauh betul pemikiran," katanya.

Menurut Anis Matta, dalam memperjuangkan kepentingan umat, tidak hanya sekadar berebut kursi di Senayan atau Pilpres. Tetapi umat Islam harus memiliki penerawangan ke depan di tengah kekacauan dunia saat ini akibat krisis global.

"Jadi untuk memperjuangkan kepentingan umat ini, tidak hanya sekedar pemikiran, memperbaiki aqidah umat atau berhubungan dengan hal-hal teknis. Tapi mesti punya penerawangan yang jauh,  bagaimana kita memperjuangkan umat itu, dalam semua situasi yang kita hadapi, terutama di tengah kekacauan dunia yang terjadi sekarang," ujarnya. 

Kursi atau jabatan yang didapat, kata Anis Matta, adalah amanah yang memikul tanggung jawab yang besar. Sehingga, tidak hanya sekadar menandatangani suatu kebijakan atau undang-undang saja.

"Jadi semua itu harus mengerti betul tanggungjawabnya, bagaimana orang jadi presiden, gubernur dan seterusnya. Kebanyakan kita masuk politik itu, hilang jalan karena pada dasarnya kita tidak punya penerawangan yang jauh. Seperti orang pergi berlayar, kompasnya tidak jelas, navigasnya tidak jelas dan di tengah jalan kena badai," katanya.

"Ini juga seperti papatah bugis dalam mengenang kekasihnya yang pergi merantau, dia bilang mungkin kamu sekarang sedang ada di tengah samudera dan tidak pernah sampai ke tujuan, serta tidak untuk kembali. Itulah nasib partai-partai sekarang yang berebut hal-hal kecil setiap hari," katanya.

Anis Matta mengatakan partai-partai sekarang termasuk partai Islam, tidak pernah memikirkan untuk mencapai hal-hal yang lebih besar.

"Kalau kita berpikir besar seperti ini tidak banyak uangnya seketika, nah itu yang bkin orang tidak sabar. Tapi jika berpikir kepentingan dalam skala umat, inilah yang mengilhami saya dalam mendirikan Partai Gelora," tegasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI