Perludem Sebut Debat Capres-Cawapres Krusial bagi Paslon dan Pemilih

Laporan: Juven Martua Sitompul
Senin, 11 Desember 2023 | 14:51 WIB
Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini. (SinPo.id/Antara)
Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini. (SinPo.id/Antara)

SinPo.id - Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menyebut debat capres-cawapres menjadi momen krusial bagi ketiga pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024. Termasuk, untuk para pemilih.

"Debat adalah salah satu metode kampanye yang daya jangkau audiensnya sangat besar dan luas. Oleh karena itu, debat paslon sangat krusial bagi pasangan calon dan juga bagi pemilih," kata Titi saat dihubungi di Jakarta, Senin, 11 Desember 2023.

Titi mengatakan melalui debat, pemilih dapat menerima penjelasan yang lebih komprehensif soal visi, misi, dan gagasan para paslon. Terlebih, ada peran media sosial untuk diseminasi konten debat secara lebih luas.

"Materi debat menjadi sesuatu yang masif disebarluaskan melalui media penyiaran elektronik dan digital di berbagai platform," jelasnya.

Titi pun mengimbau pemilih untuk memanfaatkan debat sebagai sarana untuk melihat langsung gagasan yang ditawarkan para pasangan capres-cawapres demi masa kepemimpinan di 2024.

"Pemilih dengan hanya satu suara yang dimilikinya mesti menggunakannya secara optimal, di mana pilihan tersebut dibuat berdasar pertimbangan yang berbasis gagasan, bukan karena sekadar pengaruh gimik dan politik menghibur semata," jelasnya.

Dia juga menyebut debat bisa menjadi wahana bagi kelompok pemilih yang masih bimbang untuk menentukan pilihannya dengan lebih yakin.

"Setelah mendengar paparan visi, misi, dan program para paslon," katanya.

Titi menilai debat tersebut sangat dibutuhkan oleh ketiga paslon untuk meningkatkan dukungan bagi mereka guna bisa masuk ke putaran kedua atau bahkan untuk menang satu putaran.

"Apalagi, berdasarkan banyak survei, kelompok pemilih yang belum menentukan pilihan jumlahnya masih cukup tinggi," kata pakar pemilu tersebut.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI