Pengamat Nilai Janggal Jika Muslim Uyghur Dukung Israel

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 06 Desember 2023 | 07:44 WIB
Robi Sugara
Robi Sugara

SinPo.id -  Dosen Hubungan Internasional, FISIP, UIN Syarif Hidayatullah, Robi Sugara, menilai janggal dukungan komunitas Muslim Uyghur di Amerika kepada Israel. Kejanggalan itu, pertama, dia mencatat tidak ada satupun masyarakat Muslim yang mendukung Israel atas konflik Israel-Palestina apalagi sejak pecah konflik pada Oktober lalu. .

“Jadi terasa janggal jika ada komunitas muslim, tetapi mendukung Israel,” ujar Robi yang diungkapkan dalam Podcast Rumah Moderasi yang dipandu oleh Sofyan Tsauri, Selasa, 5 Desember 2023.

Umumnya, masyarakat muslim di dunia mendukung Palestina lebih banyak dikaitkan dengan persamaan agama. “Selebihnya barulah pada isu-isu kemanusiaan,” ujar Robi yang juga ketua Prodi Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kejanggalan berikutnya bahwa muslim Uyghur, kata Robi, secara kasus itu kalaulah boleh dikatakan nasibnya sama dengan masyarakat Palestina.

“Keduanya, sama-sama sedang memperjuangkan kemerdekaan. Palestina terhadap Israel dan Uighur terhadap China. Oleh karena itu, komunitas Muslim Uyghur di Amerika itu harusnya mendukung Palestina jika dilihat dari persamaan nasib,” jelas Robi.

Kemudian, pemandu Podcast Rumah Moderasi Sofyan Tsauri mengatakan bahwa apakah sikap Muslim Uyghur ini terkait dengan sikap politik sebab sebelumnya Israel telah mendukung perjuangan Muslim Uighur dengan mengecam pemerintah China atas dugaan pelanggaran HAM atas Uighur. Selain juga, kata Sofyan bahwa Palestina saat itu mendukung kebijakan China atas Uighur.

Meskipun begitu, kata Robi peristiwa konflik Israel-Palestina pada Oktober lalu, bukan hanya terkait politik tetapi juga persoalan kemanusiaan yang tidak bisa lagi menggunakan instrumen apapun kecuali atas dasar kemanusiaan.

“Israel sudah keterlaluan karena juga menyasar pemboman pada rumah sakit dan anak-anak kecil. Jadi aneh saja kalau ada komunitas muslim seperti Uighur dukung Israel, di mana ras kemanusiaannya?” ujar Robi.

Konflik bersenjata Israel-Palestina sejak Oktober 2023 telah memakan korban puluhan ribuan orang. Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina mencatat setidaknya ada 15.523 korban tewas, termasuk 6.600 anak-anak dan 4.300 wanita per 4 Desember 2023. Protes dan kecaman dari komunitas internasional terus berdatangan terhadap Israel, termasuk komunitas Yahudi di Amerika dan negara-negara Eropa. Tetapi pemerintah Israel tidak menggubris protes dan kecaman tersebut dengan terus menembaki warga Palestina, termasuk rumah sakit.sinpo

Komentar: