Sindir Gimik 'Gemoy', Mahfuz Sidik: PKS Kayaknya Lupa Ingatan?

Laporan: Juven Martua Sitompul
Selasa, 28 November 2023 | 14:42 WIB
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik. (SinPo.id/Juven)
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik. (SinPo.id/Juven)

SinPo.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik menyentil Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang menyindir gimik 'gemoy' capres nomor urut 2 Prabowo Subianto. PKS dinilai sudah lupa ingatan sebagai partai politik (parpol) yang kerap menggunakan gimik saat pemilu.

"Saya menduga, PKS ini sepertinya lupa ingatan, kalau mengkritik Pak Prabowo. Padahal di setiap Pemilu, PKS-lah yang paling sering main gimik. Gimik-gimik Itu dibuat langsung secara resmi oleh PKS sebagai partai," kata Mahfuz dalam keterangannya, Jakarta, Selasa, 28 November 2023.

Mahfuz mencontohkan salah satu gimik yang dibuat PKS, yakni program SIM seumur hidup dan bebas pajak kendaraan bermotor (STNK) dalam Pemilu 2019 yanh telah menaikkan perolehan suara pada Pemilu Legislatif 2019. Padahal, hingga sekarang program yang ditawarkan itu justru tidak terealisasikan.

"Mana buktinya, kan enggak ada sampai sekarang. Itu berarti soal SIM seumur hidup itu gimik saja dalam kampanye. Kalau soal gimik, PKS itu ahlinya, bukan Prabowo," katanya. 

Mahfuz juga mengingatkan agar PKS tidak lupa ingatan bahwa pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 ikut sebagai pendukung Prabowo sebagai capres. Ketika itu, yang mengarahkan dukungan adalah Sohibul Iman selaku Presiden PKS.

"Jadi kalau PKS sekarang mengkritik Prabowo dibilang tidak punya ide atau gagasan, padahal Pemilu 2014 dan 2019 mengusung calon presiden Prabowo Subianto. Kalau Prabowo tidak punya ide, ngapain didukung dulu sama PKS," katanya.

Dengan dua hal itu, Mahfuz kembali menegaskan jika PKS dan Sohibul Iman lupa ingatan. Dia menilai Sohibul sengaja menebar gimik untuk melakukan serangan secara pribadi kepada Prabowo yang dinilai memiliki ide lebih baik dan punya narasi besar dibandingkan capres yang didukungnya.

"Pak Prabowo itu justru capres yang punya ide dan gagasan, dibandingkan capres lainnya. Itu sudah disampaikan dalam berbagai kesempatan sejak dulu. Dalam kampanye juga sudah ada 17 program prioritas Prabowo dan 8 program cepat Prabowo. Itu semua program dan ide, bukan gimik," katanya.

Sekjen Partai Gelora menegaskan gimik 'gemoy' tersebut bukan berasal dari Prabowo maupun tim kampanyenya tetapi penyebutan dari nitizen yang merasa gemas melihat sosok Menteri Pertahanan itu.

"Jadi gemoy itu bukan ide Pak Prabowo, juga bukan dari TKN, itu dari nitizen. Kalau PKS mau marah , silahkan ke nitizen. Kalau marah, marah ke nitizen, nggak perlu buat gimik-gimik, kita tahu siapa PKS," tegas Mahfuz.

Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman menyindir pihak yang menggunakan gimik 'gemoy' dan 'santuy' untuk meraup suara pada pemilu 2024 dan tak mau beradu gagasan.

"Sekarang ada istilah gemoy, santuy, seakan-akan yang bisa memimpin negeri ini adalah mereka yang gemoy. Gemoy atau santuy ini tentu sesuatu yang tidak sehat," kata Sohibul dalam acara 'Kick Off Kampanye Nasional PKS: Road to Final 2024' di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI