Rawan Bencana, Neng Eem: Warga Cianjur Perlu Pelatihan MFR
Cianjur, sinpo.id - Kabupaten Cianjur termasuk daerah rawan bencana seperti banjir dan tanah longsor. Dalam beberapa waktu terakhir ini, telah terjadi beberapa kali kejadian bencana yang menimpa sejumlah daerah di Cianjur dan menelan korban jiwa dan harta benda. Oleh karena itu, pelatihan tentang penanganan bencana menjadi sangat penting bagi warga Cianjur.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi V DPR RI Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz dalam sambutannya pada kegiatan Pelatihan MFR (Medical First Responder) Potensi SAR (Search And Rescue) yang diselenggarakan oleh Kantor SAR Bandung di Kompleks Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Pendidikan Pertanian (PPPPTK) Cianjur pada hari Sabtu (3/3/2018).
Pelatihan tersebut mengambil tema “Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia bagi Potensi SAR Melalui Pelatihan Medical First Responder Guna Tercapainya Operasi SAR yang Cepat, Tepat, dan Aman di Wilayah Kerja Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung”.
“Cianjur ini paling rawan bencana, terutama banjir dan longsor, diantaranya daerah Puncak, Cianjur Utara, Cianjur Selatan, Takokak, Cibinong, Cidaun, Sindangbarang, dan Agramina. Oleh karena itu, pelatihan MFR semacam ini sangat penting bagi warga Cianjur karena masyarakat dilatih secara professional untuk selalu siap sedia menghadapi bencana. Kepedulian yang dimiliki masyarakat terhadap korban bencana dapat diarahkan pada kegiatan yang sifatnya membantu korban dan bukan hanya datang menonton,” ucap Neng Eem kepada sinpo.id melalui keterangan tertulisnya, Ahad (4/3/2018).
Neng Eem juga berharap agar 65 peserta Pelatihan MFR di Cianjur ini dapat menjadi mitra strategis Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) yang juga dikenal sebagai BASARNAS (Badan SAR Nasional).
“Saya berharap anggota Banser Satkorcab Cianjur yang ikut serta Pelatihan MFR ini, ke depannya, bisa dilibatkan dalam penanganan bencana di Cianjur secara simultan dan sinergis,” harapnya.
Menurut Deputi Bidang Bina Tenaga dan Potensi BNPP Agus Sukarno, kegiatan Pelatihan MFR ini menjadi sangat penting karena memberikan pendidikan dan keterampilan dasar bagi para penolong dan pencari dalam SAR atau rescuer.
Adapun metode yang digunakan dalam pelatihan ini terdiri dari teori kelas, drill kering, simulasi dan praktek lapangan. Sementara materi pelatihan meliputi Pengantar Medical First Responder, Kedaruratan Lingkungan, BHD dan RJP, Pemindahan Korban, Terapi Oksigen, Penilaian Korban, Cidera Alat Gerak, Cidera Jaringan Lunak, Triage, dan Simulasi.
“Pelatihan ini penting untuk mencegah terjadinya kesalahan penanganan korban bencana. Selain itu, pelatihan juga untuk menekankan sifat-sifat yang harus dimiliki para rescuer yaitu responsif, militan, dan santun. Responsif dalam menyampaikan informasi bencana, militan dan tidak cepat menyerah, serta santun menghadapi berbagai kondisi korban,” papar Sukarno sekaligus mengakhiri.

