DPR soal Dua Pesawat Tempur TNI AU Jatuh: Pengembangan Alutsista Harus Jadi Perhatian
SinPo.id - Anggota Komisi I DPR RI, Syarif Hasan, mengatakan pihaknya turut prihatin dengan kabar jatuhnya dua pesawat tempur berjenis Super Tucano milik TNI Angkatan Udara (AU) di daerah Keduwung, Pasuruan, Jawa Timur.
Melihat tragedi tersebut, ia meminta agar ke depannya, pengembangan alutsista harus menjadi perhatian, agar peristiwa serupa tidak lagi terulang.
"Umur pesawat itu kan harus menjadi salah satu ukuran, sehingga peningkatan alutsista itu bisa betul-betul kualitasnya lebih bisa dipertanggungjawabkan," kata Syarif, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 16 November 2023.
Menurutnya, dalam kecelakaan tersebut ada tiga hal yang harus diselidiki oleh Panglima TNI, yakni kualitas dari pesawat itu sendiri, penyebab kecelakaan yang terjadi secara alami, atau dari unsur manusia.
Oleh karena itu, saat ditanya apakah Komisi I akan memanggil Menteri Pertahanan (Menhan) atau Panglima TNI, Syarif menjadi pihaknya akan menunggu hasil dari investigasi kecelakaan tersebut.
"Mungkin kita lihat dulu hasil investigasinya dalam beberapa hari ke depan. Setelah itu mungkin kalau perlu ya (dipanggil), yang penting ditanggulangi dulu semuanya bisa dimengerti apa nih penyebabnya dan sebagainya. Saya pikir itu dulu," terangnya.
Berdasarkan hasil laporan awal, dua EMB-314 Super Tucano dengan Tail Number TT-3111 dan TT-3103 kehilangan kontak pada Pukul 11.18 WIB, setelah take off dari Lanud ABdulrachman Saleh.
Adapun awak pesawat yang tercatat di TT-3111 adalah Letkol Pnb Sandhra Gunawan (Frontseater) dan Kolonel Adm Widiono (Backseater). Sedangkan di TT-3103 adalah Mayor Pnb Yuda A. Seta (Frontseater) dan Kolonel Pnb Subhan (Backseater). Namun keempatnya masih dalam proses pencarian.