Anak dan Dewasa Rentan Terhadap Pneumonia

Laporan: Tim Redaksi
Kamis, 16 November 2023 | 04:03 WIB
Pneumonia
Pneumonia

SinPo.id -  Pneumonia sebagai salah satu penyakit invasif yang menyerang paru-paru memiliki konsekuensi jangka panjang bagi penderitanya, termasuk menurunnya fungsi kognitif, komplikasi atau kerusakan organ dalam lainnya, dan kerusakan paru.

Penderita Pneumonia di Jabodetabek pada usia produktif sendiri mencapai angka 26%, sedangkan balita di 51%.Hal ini menunjukkan bahwa anak dan orang dewasa memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap Pneumonia.

Pneumonia bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur. Bakteri Streptococcus pneumoniae adalah bakteri yang menyerang saluran napas dan menyebabkan pneumonia. Penyakit ini terbentuk dari infeksi akut dari daerah saluran pernapasan bagian bawah secara spesifik mempengaruhi paru-paru dan menyebabkan area tersebut dipenuhi oleh cairan, lendir atau nanah. Kondisi ini bisa membuat penderita mengalami batuk, sesak napas, hingga nyeri di dada pada saat batuk.

Tidak bisa dianggap enteng, Pneumonia saat ini masih menjadi salah satu penyebab kematian yang menempati nomor lima di dunia. Di Indonesia sendiri, terdapat 28 kematian per 100.000 penduduk setiap tahunnya.

Sampai dengan hari ini, Pneumonia seringkali dikaitkan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Sebagian besar di antara kasus terkonfirmasi adalah orang dewasa usia 45-65 tahun (18%) dan anak-anak usia 0-4 tahun (14.4%).

"Dengan kejadian Pneumonia yang masih tinggi di Indonesia yang menyerang anak-anak maupun orang dewasa, Pfizer Indonesia berkomitmen mendorong dan mengajak masyarakat bersama-sama melakukan tindakan nyata dalam aksi pencegahan penyakit Pneumonia,” ujar Nora T. Siagian, Presiden Direktur Pfizer Indonesia.

Lebih lanjut Policy & Public Affairs Director Pfizer Indonesia & Filipina Bambang Chriswanto mengatakan, “Kami bekerja sama dengan beragam public figure untuk mengingatkan masyarakat tentang pentingnya pencegahan Pneumonia agar anak-anak dan orang dewasa terhindar dari penyakit yang berpotensi mematikan tersebut.”

Sejumlah figur publik dan pakar kesehatan, termasuk Boy William, Maia Estianty, Zaskia Adya Mecca, Rendra Noviardi, dan para pakar kesehatan seperti dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc., Sp.PD, dr. Jaka Pradipta, SpP (K),  dr. Miza Afrizal, SpA. BMedSci.MKes, dr. Adam Prabata, dan dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD, MM, MARS, Dip.TH, Dip.SN, DCD, FRSPH turut berkolaborasi meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Pneumonia dan pentingnya melakukan pencegahan, salah satunya melalui vaksinasi, melalui kampanye edukasi bertajuk #ParuParukuKesayanganku.  

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc., Sp.PD, mengatakan, “Pneumonia adalah penyakit yang serius dan dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, penting untuk menjalani gaya hidup sehat agar imunitas kita selalu terjaga. Kabar baiknya, penyakit yang disebabkan bakteri tersebut dapat dicegah melalui vaksinasi pneumococcal conjugate vaccines atau PCV.[vii] Vaksinasi PCV13 termasuk dalam rekomendasi imunisasi dewasa oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) guna melindungi masyarakat Indonesia dari Pneumonia. Orang dewasa termasuk lansia, hanya perlu satu kali vaksinasi seumur hidup. Bila sedang sakit, jangan lupa memakai masker, supaya tidak menularkan ke orang lain.”   

Senada dengan hal tersebut, dr. Miza Afrizal, SpA. BMedSci.MKes, menjelaskan, “Pneumonia di awal biasanya hadir dengan gejala-gejala tertentu, seperti demam disertai nyeri kepala dan tubuh menggigil, batuk tidak berdahak, ataupun batuk berdahak dengan cairan mengandung nanah yang berwarna kekuningan, dan tentu ini sangat berat baik bagi anak-anak. Maka lindungi dan sayangi paru-paru anak dengan melakukan vaksinasi PCV13 dosis lengkap sesuai anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yaitu sebanyak tiga kali pada usia 2, 4, dan 6 bulan dan vaksin booster pada usia 12–15 bulan.”

Diluncurkan pada tahun 2011, vaksin PCV13 telah membantu melindungi lebih dari 100 juta orang dewasa dari penyakit Pneumonia.[viii] Pfizer terus berinovasi seiring berkembangnya distribusi dan prevalensi serotipe penyakit Pneumonia.

Melalui pemantauan evolusi dan penggantian serotipe serta membangun warisan teknologi PCV, Pfizer terus berupaya untuk memberikan vaksin konjugasi pneumokokus generasi berikutnya untuk membantu melindungi orang-orang di seluruh dunia.[ix] Di Indonesia, saat ini vaksin PCV13 ini telah direkomendasikan dan tertuang dalam jadwal imunisasi anak IDAI dan jadwal vaksinasi dewasa PAPDI untuk digunakan di semua usia.

Di Indonesia, vaksinasi Pneumonia diharapkan dapat mencegah serotipe 6A (merupakan serotipe yang mengalami multidrug resistant[x]) dan serotipe 19A (serotipe utama penyebab penyakit pneumokokus, dan semakin resisten terhadap antibiotik yang merupakan serotype dominan yang bersirkulasi di Indonesia dan menjadi serotipe utama dari 13 serotipe penyebab penyakit pneumokokus. Vaksin PCV13 memiliki serotipe yang sesuai dengan sebaran serotipe yang lazim di Indonesia.

VJ dan presenter Boy William turut berkontribusi melalui konten yang ia kembangkan untuk mengingatkan kaum muda melindungi diri dari Pneumonia. “Belum lama ini, kenalan saya sendiri juga terkena Pneumonia. Jadi saya cukup familiar dengan penyakit ini dan memang bisa menyerang siapa saja. Apalagi anak muda seperti saya punya lifestyle yang cukup aktif. Jadi sebagai pencegahan, saya melakukan gaya hidup sehat, rutin memeriksakan kesehatan, dan melakukan vaksinasi PCV yang hanya sekali seumur hidup, supaya terhindar dari Pneumonia.”

Artis, model, dan sekaligus presenter Zaskia Adya Mecca turut berkontribusi dengan menceritakan kondisi putranya, Kaba, ketika terkena Pneumonia, “Belum lama ini juga ramai diberitakan bahwa anak saya, Kaba, terkena Pneumonia. Berat sekali bagi saya sebagai orang tua. Jadi lebih baik dicegah, salah satunya dengan vaksinasi PCV sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Lebih baik mencegah daripada mengobati.”

Dilansir dari berbagai data di negara barat seperti Perancis dan Amerika Serikat[xvi], penggunaan vaksin Pneumonia berkontribusi dalam menurunkan risiko rawat inap dan kematian akibat Pneumonia sebanyak 60-80%, terutama pada pasien yang memiliki komorbid dan risiko kesehatan.

Untuk informasi seputar Pneumonia, Pfizer meluncurkan laman website bit.ly/paruparukukesayanganku, yang di dalamnya memuat ragam informasi terkait Kesehatan paru-paru, khususnya yang berhubungan dengan kondisi Pneumonia, terutama bagi orang-orang yang sudah pernah terkena COVID-19, para perokok, dan orang-orang yang berencana berangkat haji dan atau umrah.

“Dalam memperingati Hari Pneumonia Sedunia 2023 ini, kami berharap masyarakat lebih mawas diri dan berpartisipasi dalam menyehatkan diri dan keluarga dengan melakukan upaya pencegahan Pneumonia,” tutup Bambang Chriswanto.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI