Dorong Ekonomi Pancasila, Prabowo: Pemerintah Tak Hanya jadi Wasit

Laporan: Bayu Primanda
Rabu, 08 November 2023 | 20:31 WIB
Prabowo Subianto (Sinpo.id/Ashar)
Prabowo Subianto (Sinpo.id/Ashar)

SinPo.id -  Capres Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto, menilai Indonesia sudah tidak dapat meneruskan sistem ekonomi kapitalisme neo-liberal yang tak berpihak kepada rakyat, dan harus kembali ke jati diri bangsa yakni ekonomi Pancasila.

"Ekonomi liberal tidak memungkinkan menjadikan negara kita sejahtera. Cara  mencapainya harus kembali pada ekonomi Pancasila," ujar Prabowo dalam paparannya di Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, yang digagas INDEF di Jakarta, Rabu, 8 November 2023.

Prabowo mengungkapkan, ekonomi kapitalisme neo-liberal justru membuat potensi kekayaan yang dimiliki Indonesia mengalir keluar, tidak berdampak untuk menyejahterakan rakyatnya sendiri.

"Bicara potensi kekakayaan, cadangan nikel kita terbesar di dunia. Timah, bauksit kita cadangan keenam di dunia. Ini adalah modal yang harus kita gunakan," ungkapnya.

"Masalahnya, Indonesia kurang pandai menjaga dan mengelola. Karena suatu fenomena net outflow kekayaan kita mengalir keluar," sambungnya.

Menurutnya, hal tersebut dikarenakan bangsa ini tidak setia dengan blue print yang telah digagas oleh para pemimpin Indonesia dari terdahulu, yakni merujuk pada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 33.

"Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan. Tiap negara punya kultur berbeda. Barat suka kapitalisme neo-liberal, tetapi budaya dan pendiri bangsa kita tidak merancang seperti itu," kata Prabowo.

Oleh karena itu, ekonomi Pancasila adalah jalan tengah antara kapitalisme dan sosialis yang berpihak kepada kepentingan nasional, egaliter, dan berkeadilan sosial.

"Kita sebagai bangsa harus bertanggung jawab dan ini adalah misi kita, tidak menghendaki pemerintah hanya jadi wasit," jelasnya.

Dalam mewujudkan strategi pembangunan berlandaskan ekonomi Pancasila tersebut, Prabowo mengatakan dirinya bakal melanjutkan landasan ekonomi solid yang sudah dicapai para presiden RI terdahulu, terutama Joko Widodo (Jokowi).

"Apa yang dilakukan Jokowi tidak dapat dipungkiri suatu landasan yang cukup solid. Peningkatan ekonomi cukup besar, dari tolok ukur mana pun bisa dilihat peningkatannya dari jalan tol dan umum, pembangkit listrik, jumlah bandara," kata Prabowo.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI