Israel Bersiap Lancarkan Serangan Darat di Jalur Gaza
SinPo.id - Militer Israel mengatakan, pihaknya saat ini tengah mempersiapkan serangan terkoordinasi di Gaza menggunakan pasukan udara, laut dan darat. Namun Israel belum mengkonfirmasi kapan serangan akan dimulai.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sambil mengenakan jaket antipeluru, mengunjungi pasukan di garis depan perbatasan, meningkatkan ekspektasi akan terjadinya invasi dalam waktu dekat.
"Apakah Anda siap menghadapi apa yang akan terjadi? Lebih banyak lagi yang akan terjadi," katanya kepada beberapa tentara melalui video yang dirilis oleh kantornya. Dilansir dari ABC, Minggu 15 Oktober 2023.
Serangan darat di Gaza yang berpenduduk padat tersebut kemungkinan akan menimbulkan lebih banyak korban jiwa di kedua belah pihak dalam pertempuran brutal dari rumah ke rumah. Karena Israel telah mengerahkan sekitar 360 ribu pasukan cadangan militer dan tank di sepanjang perbatasan dengan Gaza.
Menyusul seruan serangan darat tersebut, militer Israel mendesak warga Gaza untuk segera mengungsi. Namun, Hamas meminta masyarakat Gaza untuk tidak pergi melalui jalur evakuasi yang telah ditentukan oleh Israel, karena menurut mereka jalan keluar tidak aman.
Israel menyebut Hamas mencoba mencegah orang-orang meninggalkan negaranya untuk menggunakan mereka sebagai tameng hidup, tetapi pernyataan itu dibantah oleh Hamas. Pasalnya, puluhan orang tewas dalam serangan terhadap mobil dan truk yang membawa pengungsi pada hari Jumat.
Terlebih Israel juga memerintahkan agar rumah sakit Al-Quds di Kota Gaza juga dievakuasi dengan tenggat waktu. Namun Kementerian Kesehatan Palestina menegaskan bahwa pihaknya tidak dapat mengevakuasi rumah sakit.
Karena berdasarkan mandat kemanusiaan, mereka berkewajiban untuk terus memberikan layanan kepada orang sakit dan terluka. Terlebih rumah sakit tersebut telah dipenuhi oleh 35 ribu pasien yang berharap dapat dilindungi dari perang.
“Warga mengira ini adalah satu-satunya tempat yang aman setelah rumah mereka hancur dan mereka terpaksa mengungsi,” kata Dr. Medhat Abbas, pejabat Kementerian Kesehatan.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengecam keras perintah Israel untuk mengevakuasi 22 rumah sakit, yang merawat lebih dari 2 ribu pasien di Gaza utara, dan mengatakan bahwa tindakan tersebut sama saja dengan hukuman mati.