Misteri Pertemuan Firli - Syahrul

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 14 Oktober 2023 | 07:00 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Pixabay.com)
Ilustrasi (SinPo.id/Pixabay.com)

Syahrul saat menjabat Mentan mendapat informasi ada penyelidikan terkait  dugaan kasus korupsi di lembaganya.  Diduga ia menemui ketua KPK Firli Bahuri, termasuk menyerahkan uang dalam pecahan dollar Singapura sebanyak tiga kali.

SinPo.id -  Tudingan pemerasan dilakukan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri  terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo awalnya terjadi sekitar bulan Juni 2022. Saat itu Syahrul Yasin Limpo masih berstatus menteri pertanian, mendapat bocoran ada tim KPK menyelidiki beberapa masalah yang ada di lingkup kementerian yang ia pimpin.  Informasi dilanjutkan dengan jadwal pertemuan antara Sayahrul dan ketua KPK Firli Bahuri.

“Pada akhir Juni 2022 diagendakan pertemuan keduanya (Firli dan Syahrul) dijadwalkan. Pertemuan di rumah Firli,” tulis sebuah testimoni yang didapat SinPo.id.

Dalam catatan itu menyebutkan pertemuan antara Syahrul dan Firli difasilitasi oleh sejumlah staf dan ajudan. “Pertemuan malam itu di kediaman Pak Firli. Disampaikan bahwa ada permintaan dari Firli untuk memberikan sejumlah dana,” tulis kesaksian itu lebih lanjut.

Saat itu Syahrul hanya bisa memberi uang Rp1 miliar yang sudah ditukar dalam pecahan singapore dollar.  Sedangkan pemberian uang di rumah Firli tas berisi uang dititipkan Syahrul ke seorang untuk dibawa bersama ke rumah Firli Bahuri.

Pemberian uang ke Firli kembali dilakukan sekitar Oktober 2022, saat itu di rumah Menteri Syahrul kawasan  Widya Chandra diambil amplop yang berisikan uang tunai sejumlah kurang lebih Rp1 miliar pecahan dollar Singapura untuk diantarkan ke Firli.

Pertemuan Firli Bahuri dengan mantan Mentan Syahrul juga ramai disebut dilakukan di lapangan bulu tangkis.  Dalam testimoninya, sumber itu pun membenarkan pertemuan di lapangan bulutangkis sekitaran Manggabesar pada malam hari yang sekitar pukul 20.30 WIB sekitar bulan Desember 2022.

Dalam laporan itu menyebutkan Firli sedang main bulu tangkis sehingga menteri Syahrul diminta menunggu di pinggir lapangan. Setelah pertandingan selesai Firli menghampiri Syahrul yang duduk di pinggir lapangan dan berbincang bincang berdua.

Pada pukul 22.30 Syahrul pamit untuk pulang. Lalu ajudan menteri pertanian memberikan sejumlah uang kepada ajudan Firli. Dalam laporan itu jumlah uang yang ada di dalam tas tersebut lebih dari Rp1 miliar dalam pecahan dollar Singapura.

                                                                                                    **

Kabar pemerasan itu masuk tahap penyidikan di Polda Metro Jaya yang awalnya diadukan masyarakat pada 12 Agustus 2023. Polisi juga menerbitkan surat perintah pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket) pada 15 Agustus 2023 sebagai dasar keterangan atas informasi atau pengaduan masyarakat tersebut.

Pada tanggal 21 Agustus 2023, Polda Metro Jaya menerbitkan surat perintah penyelidikan dilanjutkan tim penyelidik Subdit Tipidkor Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menggelar serangkaian upaya penyelidikan.

Serangkaian klarifikasi atau permintaan keterangan kepada beberapa pihak pun dilakukan dalam proses penyelidikan itu.

Termasuk pemeriksaan mulai 24 Agustus hingga 3 Oktober 2023. Salah satu yang diperiksa Syahrul pada Kamis, 5 Oktober 2023.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto berjanji bakal mengusut tuntas terkait kasus dugaan pemerasan itu.

"Ya kalau perkara sudah masuk, akan kita selesaikan," ujar Karyoto.

Menurut Karyoto, penyidik masih terus menyelidiki dan melakukan serangkaian proses sejak kasus tersebut naik ke tahap penyidikan di Polda Metro Jaya.

"Penyidikan itu semacam sistem ada laporan masuk, ya diproses, diselidiki, dicari alat bukti, diklarifikasi. Kalau ada apa-apa, gelar perkara, kan sudah dilaporkan. Nggak ada yang baru," ujar Karyoto menjelaskan.

Ia mengaku masih fokus pada perkara dugaan pemerasan yang dilaporkan. Meski, karyoto mengaku masih mencari tahu sosok pasti pimpinan KPK yang memeras Syahrul. "Nanti dilihat (sosok pimpinan KPK). Itu kan hasil dari penyidikan yang berikutnya," katanya.

Dirreskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak menyebut peningkatan status penanganan perkara dilakukan usai gelar perkara, sehingga ditemukan dua alat bukti yang cukup.

"Hasil pelaksanaan gelar perkara dimaksud, selanjutnya direkomendasikan untuk dinaikkan status penyelidikan ke tahap penyidikan," ujar Ade.

Ade juga menyebut bakal mendalami beredarnya foto pertemuan Ketua KPK Firli Bahuri, dengan mantan Mentan Syahrul Yasin Limpo yang diduga di sebuah lapangan bulu tangkis.

"Ini masuk dalam materi penyidikan yang akan kami gali dan akan kami cari buktinya untuk membuat terang tindak pidana yang terjadi," kata Ade menambahkan.

Menurut Ade, foto pertemuan SYL dan Firli itu menjadi salah satu yang direkomendasikan penyidik dalam gelar perkara.

"(Gelar perkara) untuk mendalami lebih lanjut di tahap penyidikan nantinya, terkait dengan temuan dokumen foto (pertemuan) dimaksud," katanya.

Lebih jauh, Ade mengatakan, dalam Pasal 65 juncto Pasal 36 Undang-undang tentang KPK sudah diatur bahwa penyidik dilarang berhubungan dengan pihak-pihak yang tengah berperkara dalam kasus pidana korupsi.

Firli Membantah

Ketua KPK Firli Bahuri membantah telah menerima sejumlah uang dari Sahrul Yasin Limpo, termausk pada momen pertemuan di GOR Bulutangkis di kawasan Manggabesar, Jakarta Barat.

“Tidak benar ada pemberian sejumlah uang di momen tersebut seperti berita yang beredar. Saya pastikan seluruh staf dan perangkat saya tidak ada yang menerima seperti yang disampaikan dalam pemberitaan,” kata Firli, Sabtu 7 Oktober 2023 malam.

Firli menjelaskan pertemuannya dengan Syahrul di GOR tersebut hanya kebetulan. Dia mengaku rutin bermain bulutangkis dua kali dalam sepekan, yakni setiap Rabu sore dan Sabtu pagi.

Ia juga membenarkan bermain badminton di GOR Manggabesar pada 2 Maret 2022 sekira pukul 17.45 hingga 21.00 WIB. Di GOR itu, dia berolahraga bersama sejumlah atlet bulutangkis, di antaranya Hariyanto Arbi, Eddy Hartono, Rudi Heriyanto, Trikus Heriyanto, Alvent Yulianto, Bambang Suprianto, Didit Juang, Dwiki, Eddo, Alan, dan beberapa orang lainnya.

Saat bermain badminton sekira pukul 19.00 WIB, menurut Firli, tiba-tiba Syahrul datang dan langsung duduk tanpa ada orang yang meminta atau mengarahkan. “Karena karena GOR tersebut memang terbuka untuk umum,” ujar Firli.

Usai bermain badminton, Firli mengaku istirahat untuk minum dan mengeringkan keringat sambil menunggu permainan badminton selanjutnya. Saat itulah SYL menghampiri tempat duduk Firli, sehingga terjadi percakapan.

“Ada apa Pak Menteri? Pak Menteri main badminton?” tanya Firli saat itu.

“Tidak Pak, saya hanya ingin menonton bapak main,” jawab Syahrul waktu itu, ditirukan Firli.

Firli menegaskan perbincangannya dengan Syahrul hanya berlangsung 15 menit. Tema yang dibicarakan pun terkait hasil rapat terbatas tanggal 1 Maret 2022 tentang kelangkaan minyak goreng. Firli juga menegaskan perbincangan itu tidak hanya antara dia dan Syahrul, tetapi ada juga sejumlah atlet yang saat bermain bulutangkis di GOR tersebut.

Ia memastikan pembicaraan itu tidak ada yang dirahasiakan, karena semua orang di GOR saat itu saling sambut dan terlibat dalam pembicaraan. “Saya pastikan pembicaraan hanya terkait itu dan tidak ada hal lain,” katanya.

Menuai Reaksi Senayan

Dugaan pemerasan dan suap yang dilakukan Firli menuai reaksi dari dewan perwakilan rakyat di Senayan.  Di antaranya anggota Komisi II DPR RI Jazilul Fawaid yang langsung mengingatkan Dewan Pengawas (Dewas) KPK agar tidak main-main mengusut dugaan pemerasan Firli terhadap Syahrul.

"Komisi III cukup mendorong agar prosesnya terbuka, cepat dan profesional. Jangan terkesan lamban, ada yang ditutupi apalagi dikaburkan," kata Jazilul.

Jazilul berharap pengusutan kasus itu transparan dan professional meski ia menilai belum ada urgensi komisinya memanggil Firli dalam rapat dengar pendapat di Parlemen. Menurut Jazilul, Komisi III DPR cukup mengawasi proses pengusutan yang ada di Dewas KPK maupun kepolisian terkait dugaan pemerasan Firli tersebut.

"Bisa saja (dipanggil), namun saya pikir itu tidak urgent. Cukup dipercayakan pada proses hukum yang sedang berjalan, baik di kepolisian dan Dewas KPK," kata Jazilul.

Ia meminta publik mempercayakan kerja KPK dalam menangani perkaras korupsi yang menjerat Syahrul Limpo. Dukungan masyarakat diperlukan agar KPK bisa benar-benar membuktikan dugaan rasuah yang dilakukan Syahrul.

"Harapan saya agar kita semua tetap mendukung KPK supaya kepercayaan publik tidak merosot,"

Berbeda dengan Jazilul, wakil ketua komisi III DPR, Ahmad Sahroni menyatakan akan memanggil pimpinan KPK untuk mengklarifikasi soal foto pertemuan Firli dengan Syahrul Limpo.

"Kita akan memanggil KPK setelah masa reses mendatang," kata Sahroni.

Sedangkan Wakil Ketua Komisi III DPR Habiburokhman memastikan bakal memantau pengusutan dugaan pemerasan yang dilakukan Firli terhadap Syahrul. Ia memastikan masa reses tak akan mengendurkan fungsi wakil rakyat mengawasi kerja mitranya di pemerintahan.

"Fungsi pengawasan kami tetap berjalan. Kami terus memantau kerja mitra-mitra kami, juga berkomunikasi dengan mereka baik memberikan masukan, saran dan pendapat yang tidak termasuk sebagai intervensi," kata Habiburokhman.

Meski Habiburokhman membenarkan belum ada pembahasan resmi dari Komisi III DPR RI untuk memanggil Firli soal dugaan pemerasan. Khususnya, terkait beredarnya foto pertemuan antara Firli dengan Syahrul Limpo.

"Kalau soal wacana (pemanggilan) yang mungkin saja ada wacana tersebut. Namun secara resmi hingga saat ini belum ada pembahasan pemanggilan terhadap KPK terkait kasus SYL," kata Habiburokhman menjelaskan.

 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI