Satoe dongeng tentang asalnja thee.
Dikira tida banjak pembatja jang mengatahoei asal oesoelnja daon thee. Sikedar boeat metnperlngetken ini tjerita pada pembatja dl waktoe menghadepken satjangkir Jhee, brangkali ada baeknja djoega aken ditoetoerken bagimana moelanja ada Itoe daon thee.
Pada tempo doeloe dl Tiongkok ada hidoep satoe hwesio dengen nama Diruma. Seperti orang taoe, pada hwesio hwesio tida di Idz'nken aken toeroet niempoenjal kaplesiran seperti orang-orang biasa. Marika sabaliknja ada diharep aken senantiasa membatja kitab soetji dan berdoa di atas goenoeng atawa tempat jang soenji.
Tetapi penghidoepan setjara begini, atjapkali ada dirasa bosen oleh hwesio-hwesio itoe, dan marika ingin bisa senangken dirinja seperti laen orang.
Diruma ada salah satoe hwesio jang terkadang ada mempoenjai pikiran begini dan ingin tida djadi satoe hwesio lagJ, agar oleh bersoeka soeka di taman kaplesiran. Djoega tida djarang pada waktoe ia moesti membatja kitab soetji, pikirannja melantoer ka kota kota jang rameh. Ia seringkali tjoba singkirken ini pikiran, tetapi sabegitoe lama masi melengket sadja.
Pada satoe hari, tatkala Ia sedeng doedoek bersembajang di hadepannja toapekong, koenjoeng koenjoeng ia rasaken dirinja berada di satoe kota jang rameh. Dengen meloepaken dirinja ada satoe hwesio, ia bergaoel dalem medan pesta jang ada banjak roepa-roepa kaplesiran. Ia lantas pilih satoe prampoean jang paling tjantik dan moelai menari sama-sama, tetapi ia djadi terprandjat tatkala dapetken itoe prampoean'ada lebih mlr'p satoe rerongkong dari pada satoe prampoean iang tjantik.
Ia laloe berontak aken lepasken dirinja dari Itoe prampoean poenja pegangan. Dalem berontakan Ini ia djadi sadar dari tidoernja dan mendoesin bahoea ini semoea tjoema ada satoe Impian belaka.
Di waktoe membatja doanja, Daruma telah kapoelesan. Ia karoean sadia ada satoe kasalahan besar boeat s； tcehwesio M；nglnget ini, Darutna djadi teramat kesel dan soepala ia tida nanti bisa lakoeken ini hal lagi, ia lantas ambil plso jang ada di pinggangnja dan potong ia poenja kadoea boeat matai
Sembari boeang itoe ia beikata: “Nah, sekarang akoe bisa selaloe sedar, kerna akoe poenja koelit mata tida nanti bisa toetoepken matakoe lagi,”
Djoestroe ini koelit mata jang doboeang di tanah, menoeroet tjerita, telah toemboe djadi poehoen thee, dan sadjek itoe tempo bila ada hwesio jang merasa ngantoek dalem waktoe membatja kitabnja. Lantas ambil daon dari ini poehoen dan disedoeh boeat diminoem aernja, hari mana njata bisa ilangken ngantoeknja.
Cb. Cb, Kwa, — Tjlampea.
