Banjir di Nunukan, Satu Warga Meninggal Dunia

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 27 September 2023 | 00:55 WIB
Ilustrasi banjir di Nunukan (BPBD)
Ilustrasi banjir di Nunukan (BPBD)

SinPo.id -  Seorang warga meninggal dunia setelah tepeleset kemudian hanyut dan tenggelam dalam kejadian banjir di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Sementara itu seorang warga yang sebelumnya dilaporkan hilang telah ditemukan dalam kondisi selamat, menurut laporan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan, Arief Budiman melalui pesan tertulis, Selasa 26 September 2023 

“Meninggal karena terpeleset dari rumahnya dan tenggelam karena banjir di Kecamatan Sembakung,” jelas Arief.

“Anak yang hilang sudah ditemukan,” imbuhnya.

Lebih lanjut menurut Arief, banjir telah berangsur surut dan saat ini masih merendam dua desa di Kecamatan Sembakung Atulai serta enam desa di Kecamatan Sembakung. Penurunan Tinggi Muka Air (TMA) hingga 50 sentimeter juga terpantau di wilayah Kecamatan Sembakung. Dengan adanya penurunan tersebut, maka elevasi sungai pun turun menjadi 4,5 meter dibanding hari sebelumnya yang mana mencapai posisi 5,05 meter.

“Banjir sisa menggenangi dua kecamatan, yaitu Sembakung Atulai ada dua desa dan Sembakung enam desa. Untuk Kecamatan Sembakung ada penurunan ketinggian air sekitar 50 dari kemarin,” jelas Arief.

Dengan alasan keamanan dan keselamatan, pihak PLN setempat masih memadamkan aliran listrik. Sebab, banjir masih belum benar-benar surut sepenuhnya di beberapa titik.

“PLN masih dimatikan, semua fasilitas umum masih terendam,” kata Arief.

Menurut laporan visual yang disampaikan Arief, banjir terlihat mulai surut dan namun masih merendam beberapa wilayah. Sebagian warga dibantu petugas juga sudah mulai membersihkan rumah dari sisa lumpur maupun material sampah dan puing yang terbawa hanyut oleh banjir.

Sementara itu menurut laporan yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir yang dipicu oleh hujan di wilayah hulu perbatasan antara Malaysia-Indonesia itu telah berdampak pada 11.230 jiwa dari 3.976 KK. Sebanyak 1.198 rumah terdampak termasuk 51 unit fasilitas umum dan 54 hektare lahan pertanian turut terendam.

Adapun sebanyak 230 jiwa dari 62 KK masih mengungsi ke rumah kerabat maupun tenda darurat pengungsian mandiri maupun yang didirikan oleh lintas instansi. Sebagai upaya penanganan darurat, lintas instansi terkait mulai dari BPBD Kabupaten Nunukan, Tagana Dinas Sosial, TNI, Polri, Satpol PP, relawan Destana, relawan kecamatan telah memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi maupun warga terdampak. Dinas Kesehatan turut membuka pelayanan kesehatan gratis bagi para warga. Selain itu, distribusi bantuan logistik serta peralatan juga sudah disalurkan.
 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI