Buka Bursa Karbon Indonesia, Jokowi Ungkap Potensi Perdagangan Capai Rp3 Ribu Triliun

Laporan: Khaerul Anam
Selasa, 26 September 2023 | 12:29 WIB
Presiden Jokowi membuka Bursa Karbon Indoneisa. (SinPo.id/Setkab)
Presiden Jokowi membuka Bursa Karbon Indoneisa. (SinPo.id/Setkab)

SinPo.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan perdagangan perdana Bursa Karbon di Indonesia. Menurutnya, potensi pasar bursa karbon di Indonesia dapat mencapai hingga Rp3 ribu triliun.

"Menurut catatan saya ada kurang lebih satu gigaton CO2 potensi kredit karbon yang bisa ditangkap, dan jika di kalkukasi potensi bursa karbon kita bisa mencapai potensinya Rp3 ribu triliun bahkan bisa lebih," kata Jokowi saat peluncuran bursa karbon Indonesia, di BEI, Selasa, 26 September 2023.

Jokowi mengungkapkan, jumlah ini merupakan sebuah angka yang sangat besar dan berpotensi jadi peluang ekonomi baru. Hal ini sejalan dengan arah dunia baru yang berkelanjutan menuju ekonomi hijau.

"Karena ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita bisa rasakan kita tidak bisa main-main ini. Naik suhu bumi, kekeringan, polusi sehingga dibutuhkan langkah kongkrit, dan bursa karbon bisa menjadi langkah konkrit untuk Indonesia mencapai target NDC," ungkapnya.

Selain itu, Jokowi menambagkan, bursa karbon yang diluncurkan ini juga dapat menjadi kontribusi nyata Indonesia untuk berjuang melawan krisis iklim dan perubahan iklim dunia.

"Hasil perdagangan ini akan direinvestasi kembali kepada upaya menjaga lingkungan khususnya melalui pengurangan emisi karbon," tandasnya.

Atas dasar inilah, mantan Wali Kota Solo itu meminta agar standar karbon internasional dijadikan sebagai rujukan manfaatkan teknologi untuk transaksi. 

Selain itu, Jokowi juga menekankan supaya ada target time line baik pasar dalam maupun luar negeri untuk segera masuk ke sana. 

Kemudian, atur dan fasilitasi pasar karbon sukarela sesuai praktek di komunitas internasional, serta memastikan standar internasional itu tidak mengganggu target NDC Indonesia.

"Saya optimis Indonesia bisa jadi poros karbon dunia asal langkah konkrit di garap konsisten seluruh pemangku kepentingan," tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI