Tata Cara Salat Istisqa untuk Minta Turun Hujan

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 25 September 2023 | 04:39 WIB
Ilustrasi salat (pixabay)
Ilustrasi salat (pixabay)

SinPo.id -  Kementerian Agama menerbitkan tata cara Salat Istisqa untuk minta turun hujan. Dalam Islam, terdapat tuntunan untuk memohon hujan dengan cara melaksanakan salat meminta hujan (shalat istisqa).

Sehubungan dengan terjadinya banyak musibah di Indonesia seperti kekeringan, gagal panen, kebakaran hutan, dan penyebaran polusi udara yang tidak dapat dikendalikan yang disebabkan karena terlalu lama tidak turun hujan. 

"Bersama ini diimbau kepada masyarakat Indonesia yang terkena dampak musibah tersebut agar melaksanakan salat meminta hujan (shalat istisqa)," tulis keterangan di laman Kementerian Agama pada Minggu 24 September 2023

Dengan tata cara sebagai berikut:

1. Pemerintah setempat mengimbau kepada masyarakat untuk berpuasa selama 3 (tiga) hari;

2. Pada hari ke empat seluruh masyarakat berkumpul di lapangan pada waktu pagi (sama seperti waktu salat idul fitri/idul adha) untuk melaksanakan salat berjamaah;

3. Berniat membaca niat salat meminta hujan (shalat istisqa) yaitu:

أُصَلِّي سُنَّةَ الإِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا/مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى

4. Pelaksanaan salat sama dengan salat idul fitri/idul adha yang mana sesudah takbiratul ihram, melakukan takbir 7 kali pada rakaat pertama, dan 5 kali takbir pada rakaat kedua dan dilanjutkan dengan rukuk, sujud hingga duduk tahiyyat kemudian salam;

5. Khatib menyampaikan khutbah dan didengarkan oleh jamaah yang hadir.

Khutbah salat istisqa terdiri dari dua khutbah yang disampaikan khatib dengan cara berdiri dan sekali duduk di antara kedua khutbah. Rukun khutbah dan tata caranya dalam salat istisqa sama dengan yang dilakukan khatib salat id; membaca takbir 9 kali pada khutbah pertama dan takbir 7 kali pada khutbah kedua.

Dalam materi khutbah dianjurkan khatib mengajak umat Islam untuk bertaubat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.

Setiap mengakhiri khutbah pertama dan khutbah kedua, khatib disunnahkan membaca doa dengan cara dirinya membalikkan badan dan membelakangi jama’ah untuk menghadap kiblat, menukar posisi selendang sorban di pundaknya, seraya mengangkat kedua tangannya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI