Soal Bentrok di Pulau Rempang, Ketua DPR Ingatkan Dampak Penggunaan Gas Air Mata Fatal

Laporan: Juven Martua Sitompul
Sabtu, 09 September 2023 | 18:37 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani. (SinPo.id/DPR RI)
Ketua DPR RI Puan Maharani. (SinPo.id/DPR RI)

SinPo.id - Ketua DPR RI Puan Maharani menyesalkan bentrokan antara warga dengan aparat gabungan dari TNI, Polri, Satpol PP, dan Direktorat Pengamanan Badan Pengusahaan (BP) Batam di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau. Aparat diminta mengedepankan pendekatan secara humanis dan persuasi.

"Sekalipun ada penolakan dari masyarakat, semestinya tidak perlu ada tindakan represif. Seharusnya aparat bisa lebih humanis dan bersifat persuasif untuk berdialog bersama warga," kata Puan dalam keterangan tertulis, Jakarta pada Sabtu, 9 September 2023.

Puan menyebut aparat tidak seharusnya menggunakan gas air mata untuk meredakan kericuhan. Dia bahkan meminta kepolisian belajar dari pengalaman sebelumnya jika gas mata bisa berdampak fatal.

"Apabila memang ada kericuhan, gunakan pendekatan lain. Seharusnya kita belajar dari pengalaman sebelumnya bahwa penggunaan gas air mata bisa berdampak fatal," kata Puan.

Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu juga menilai penolakan dalam pembangunan biasa terjadi. Menurut dia, penolakan-penolakan tersebut seharusnya disikapi dengan cara-cara kemanusiaan dan bersifat persuasif.

"Apalagi jika pembangunan ini demi peningkatan perekonomian rakyat maka jangan sampai merugikan rakyat," ucapnya.

Puan menekankan pentingnya kajian sosial budaya mengingat Pulau Rempang erat dengan keberadaan masyarakat adat yang hingga hari ini berusaha mempertahankan ruang hidup mereka. Dia meminta pemerintah mencari jalan tengah terkait permasalahan ini, termasuk bagaimana menyikapi respons warga yang menolak direlokasi.

"Daerah Rempang memiliki kekayaan budaya yang unik. Pemerintah harus menghargai dan melindungi warisan budaya ini dalam proses pembebasan lahan. Ini harus dilakukan dengan hormat dan penuh kehati-hatian," ujar Puan.

Aparat keamanan juga diingatkan kembali untuk bersikap lebih humanis dan persuasif dari pada memaksa masuk. Hal ini, kata Puan, sesuai dengan pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menyebut musyawarah dan sosialisasi harus menjadi prioritas untuk menyelesaikan masalah.

"Pendekatan humanis dan persuasif dalam pembebasan lahan di Rempang Batam perlu dilakukan untuk menghindari bentrokan dan perlawanan yang berpotensi berakhir dengan korban," kata Puan.

Untuk itu, Puan mengingatkan jangan sampai pelaksanaan tugas pengamanan mengesampingkan nilai kemanusiaan. Terutama dalam menghadapi masyarakat.

"Apabila ada tindakan pidana, silakan diproses secara hukum. Tapi bukan berarti langkah represif aparat dibenarkan. Apalagi penggunaan gas air mata memiliki efek yang membahayakan bagi kesehatan, khususnya terhadap anak-anak," ucap Puan.

Puan berharap persoalan ini dapat menemukan jalan terbaik untuk semua pihak, baik masyarakat dan pelaksanaan pembangunan Rempang Eco City itu sendiri.

"Kami di DPR akan berkomitmen mencari solusi atas permasalahan ini. Mari kita cari jalan keluar terbaik, yang tidak merugikan masyarakat. Kita upayakan secara persuasi," kata Puan.

Bentrokan dipicu penolakan masyarakat adat Pulau Rempang atas Pembangunan kawasan industri di lahan pulau seluas 17 ribu hektare. Pembangunan kawasan industri, perdagangan, dan wisata itu merupakan bagian Proyek Strategis Nasional (PSN) pada 2023, yakni Rempang Eco City.

Bentrokan terjadi saat tim gabungan berusaha menerobos masyarakat yang berjaga di Jembatan IV Barelang Pulau Rempang karena menolak dilakukannya pengukuran dan pemasangan batok di wilayah tersebut. 

Pemblokiran dilakukan warga dengan membakar sejumlah ban dan merobohkan pohon di akses jalan menuju kawasan Rempang. Meski begitu, petugas tetap memaksa masuk untuk memasang patok dan menembakkan gas air mata serta water cannon untuk melerai kericuhan.

Akibat tembakan gas air mata itu, siswa-siswa SD di Pulau Rempang berteriak histeris ketakutan. Tak hanya itu, sejumlah siswa SMPN 22 yang berjarak 100 meter dari ruas Jalan Trans Barelang turut menjadi korban bentrok tersebut. 

Uap gas air mata yang ditembakkan ke udara oleh aparat terbawa ke kompleks sekolah dan membuat para siswa dan guru nyaris pingsan, bahkan sampai ada yang lari ke kawasan hutan untuk menghindari udara pengap akibat gas air mata.

Menurut BP Batam, pembangunan Rempang sebagai PSN 2023 tertuang dalam Permenko Bidang Perekonomian RI Nomor 7 Tahun 2023 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional dengan nilai investasi yang ditaksir mencapai Rp381 triliun hingga 2080. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI