Kemarau Sebabkan Gagal Panen, DPR Dorong Insentif bagi Petani

Laporan: Juven Martua Sitompul
Rabu, 06 September 2023 | 18:47 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan (SinPo TV)
Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan (SinPo TV)

SinPo.id - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mendorong pemerintah memberikan insentif khusus bagi para petani yang gagal panen akibat kemarau berkepanjangan di sejumlah wilayah di Indonesia. Pemberian insentif diyakini menjadi modal untuk kembali memulai usaha bertaninya.

Daniel menilai gagal panen memberikan dampak luas bagi perekonomian negara. Apalagi, saat ini tengah terjadi tren kenaikan harga beras di banyak daerah.

"Kerugian yang ditimbulkan akibat gagal panen cukup besar sehingga petani kesulitan untuk menanami kembali lahan pertaniannya karena tidak ada modal," kata Daniel dalam keterangan tertulis, Jakarta, Rabu, 6 September 2023.

Daniel menuturkan bencana kekeringan akibat musim kemarau mulai berdampak pada lahan pertanian di sejumlah wilayah, salah satunya di Kabupaten Sukabumi. Belasan hektare lahan pertanian di Sukabumi dilaporkan terancam gagal panen akibat kekeringan, khususnya yang berada di Kecamatan Jampang Tengah.

Selain itu, bencana kekeringan terjadi pada lahan pertanian di Kabupaten Bekasi, di mana lahan yang terdampak sebanyak 16.353 hektare dan lahan terancam seluas 3.618,5 hektare. Sementara itu, berdasarkan data BPBD Kabupaten Bekasi, kekeringan melanda di 10 kecamatan serta 32 desa.

"Seluruh petani di Kalimantan Barat juga was-was gagal panen karena kondisi kemarau kali ini cukup parah. Sehingga memang dibutuhkan afirmatif dari Pemerintah," ujar dia.

Legislator daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Barat I itu mengingatkan ketahanan pangan di daerah perlu dijaga, termasuk dengan menjaga lahan pertanian supaya tetap ditanami oleh petani. Dengan begitu, lahan pertanian tetap menghasilkan dan memberikan dampak yang baik pada masyarakat.

"Untuk mengantisipasi, Pemerintah harus menyiapkan program insentif bagi para petani. Karena gagal panen di sejumlah daerah di Indonesia akan berdampak pada ketahanan pangan masyarakat," kata dia.

Bukan hanya memberikan insentif bagi para petani, Daniel ingin pemerintah melakukan peningkatan infrastruktur irigasi. Sehingga, produksi pertanian tetap kuat meski mengalami musim kemarau yang panjang.

"Investasi dalam infrastruktur irigasi yang lebih baik telah membantu petani dalam menghadapi musim kemarau yang semakin panjang dan parah. Ini adalah langkah proaktif yang sangat diperlukan untuk menjaga ketahanan pangan wilayah ini," ucap Daniel.

Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengingatkan pemerintah untuk menjamin ketersediaan cadangan beras di daerah-daerah menyusul adanya ancaman sentra produksi beras kekeringan akibat fenomena el nino. Pemerintah diminta memastikan persediaan cadangan beras aman.

"Khususnya, di daerah-daerah yang terdampak el nino. Pastikan stok cadangan beras di daerah yang kekeringan tetap aman. Bisa dengan menggelar operasi pasar, meningkatkan pengawasan dan koordinasi," ucapnya.

Daniel juga mendorong pemerintah mempromosikan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan tahan terhadap perubahan iklim. Ada beberapa cara yang bisa diterapkan.

Seperti dengan diversifikasi tanaman, penggunaan teknologi pertanian yang lebih baik, dan perencanaan tata guna lahan yang bijaksana. Hal itu diyakini membantu mengurangi kerentanan terhadap dampak kekeringan.

Dia menekankan ketersedian cadangan beras penting menyusul laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebut fenomena el nino akan membuat sebagian daerah kekeringan hebat. Daerah-daerah yang dimaksud merupakan sentra produksi beras.

Oleh karenanya, Daniel menilai harus ada langkah preventif dan berkelanjutan untuk memastikan ketersediaan cadangan beras.

"Karena fenomena iklim terjadi secara periodik, dan berdampak serius pada produksi pangan dan persediaan beras di Indonesia. Harus diingat, memastikan ketersediaan cadangan beras adalah elemen kunci dalam menjaga ketahanan pangan nasional," kata dia.

Pemerintah melalui berbagai instansi terkait pun diharapkan memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa cadangan beras tersedia secara cukup dan dapat diakses oleh masyarakat yang membutuhkan.

"Maka saya selalu katakan insentif dan program bantuan bagi petani untuk mendukung kemajuan produksi pertanian kita harus jadi prioritas. Kita harus bisa mewujudkan berdikari dalam hal ketahanan pangan," kata dia.

Di sisi lain, Daniel meminta pemerintah mengantisipasi dampak kekeringan yang kini tengah melanda sejumlah daerah dan menyulitkan masyarakat. Salah satunya, dengan membuat sumur bor dan memberikan bantuan pompa mengingat kekeringan bukan hanya mengancam ketahanan pangan tetapi juga mengganggu ketersediaan air bersih.

"Krisis ini adalah peringatan bahwa masalah kekeringan adalah ancaman nyata yang harus dihadapi oleh banyak wilayah di Indonesia. Pemerintah dituntut menyiapkan strategi antisipasi dan solusi, terutama bagi para petani," ujar Daniel.

Sejauh ini, sumber-sumber air seperti sungai dan danau yang mulai mengering menyebabkan tekanan pada pasokan air bagi masyarakat. Daniel mendesak pemerintah segera memberi bantuan untuk masyarakat yang terdampak kekeringan.

"Rumah tangga, industri, dan pertanian semuanya merasakan dampaknya. Warga harus menghadapi kekeringan, yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Ini adalah masalah yang kerap datang saat musim kemarau tiba," katanya.

Daniel berharap adanya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengatasi gagal panen saat musim kemarau akan membantu para petani dan masyarakat yang wilayahnya mengalami kekeringan.

"Dengan dukungan dan koordinasi yang tepat antara pemerintah pusat dan daerah, kita dapat memaksimalkan upaya bantuan dan mengantisipasi bencana kekeringan di seluruh daerah," tegas Daniel.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI