Demokrat Sindir Anies: Punya Mandat tapi Tunduk ke Surya Paloh

Laporan: Juven Martua Sitompul
Jumat, 01 September 2023 | 18:41 WIB
Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOPKK) Partai Demokrat Herman Khaeron (SinPo.id/ Ari Harahap)
Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOPKK) Partai Demokrat Herman Khaeron (SinPo.id/ Ari Harahap)

SinPo.id - Partai Demokrat menyindir sikap Anies Baswedan yang tunduk pada perintah Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Padahal, Anies sudah diberi mandat penuh oleh Koalisi Perubahan (KPP) untuk Persatuan dalam memilih pendampingnya di Pilpres 2024.

"Bagaimana mungkin Anies Baswedan yang sudah diberi mandat untuk menentukan calon wakil presidennya, sudah menulis surat kepada AHY, kemudian dia tunduk dan patuh pada Surya Paloh. Dia kemudian juga berkhianat terhadap komitmen, pada partai ini, terhadap koalisi ini," kata Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOPKK) Partai Demokrat Herman Khaeron kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat, 1 September 2023.

Herman mengakui sejak awal Demokrat sudah diwanti-wanti oleh banyak pihak untuk berhati-hati dalam berkoalisi. Demokrat mengeklaim sudah memberikan banyak perjuangan kepada Anies.

"Sebetulnya banyak sahabat, banyak kawan, sudah memberikan nasihat, bahwa hati-hati dalam sebuah kontestasi yang kita tidak memiliki trust ini akan berujung pada masalah. Sudah ada, kami menyaksikan terhadap komitmen di ujung ini bisa menjaga trust kami," kata Herman.

Menurut dia, Anies justru mengkhianati koalisi yang sudah diperjuanbkan oleh Demokrat selama ini. Herman bahkan mengulas bagaimana NasDem dan Anies awalnya tak memiliki dukungan untuk lolos ambang batas pencalonan presiden.

"Oktober kan kami sudah bangun koalisi. Januari belum terwujud koalisi karena masih di bawah 20 PT (presidential threshold), baru NasDem mengusulkan Anies, kemudian berkomunikasi politik dengan Demokrat, pertengahan Januari ini belum terwujud, tanggal 12," kata Herman.

"Kemudian, tanggal 13-nya Mas Anies meminta sebagai representasi NasDem untuk Demokrat memperjuangkan, mendorong, agar PKS masuk koalisi kita. Ini saya kira yang kalau diperhitungkan ini perjuangan bukan yang enteng dan sederhana," timpal dia.

Herman mengatakan Demokrat sudah menepis segala godaan selama menjalin kerja sama di koalisi pro-Anies. Tapi, kata dia, hal itu justru tak dihargai.

"Kemudian terus berjalan pada akhirnya Anies memberi kepastian bahwa mengajak AHY untuk sama-sama berjuang berpasangan ke depan, normatif gitu ya," kata dia.

"Kami diberi tahu oleh Ketum AHY bahwa ada komunikasi ini. Kami bahagia, bahwa memastikan koalisi sudah ada cikal bakal capresnya adalah Anies Baswedan, cawapresnya adalah Mas AHY. Tapi kami menghormati kedaulatan partai-partai, kami tidak mengumumkan serta merta, tetapi diserahkan kembali sesuai Piagam Koalisi bahwa yang mengumumkan itu adalah capres, yaitu Anies Baswedan," katanya.

Namun, harapan itu sirna setelah mengetahui Anies memilih Cak Imin sebagai pendampingnya. Herman bahkan menyinggung sikap NasDem yang seakan-akan memiliki kuasa sendiri atas Anies.

"Bagaimana mungkin kita berkoalisi dan trust jika kemudian menganggap ketidaksetaraan partai-partai lain. NasDem seolah-olah memiliki kekuasaannya sendiri. Padahal kita sudah terikat dalam suatu koalisi,' ujar Herman.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI