Kepala Tentara Wagner Terkonfirmasi Tewas dalam Kecelakaan Pesawat di Tyer

Laporan: Galuh Ratnatika
Senin, 28 Agustus 2023 | 10:54 WIB
kepala pejuang tentara bayaran Wagner di Ukraina, Yevgeny Prigozhin (SinPo.id/ AP Photo)
kepala pejuang tentara bayaran Wagner di Ukraina, Yevgeny Prigozhin (SinPo.id/ AP Photo)

SinPo.id - Berdasarkan hasil dari pengujian genetik dan forensik, kepala pejuang tentara bayaran Wagner di Ukraina, Yevgeny Prigozhin, merupakan salah satu di antara 10 korban yang tewas dalam kecelakaan pesawat di Tyer, Rusia.

Menurut Badan Penerbangan Rusia, Prigozhin, bersama dua letnan utamanya, Dmitry Utkin dan kepala logistik Wagner Valery Chekalov, masuk ke dalam daftar penumpang pesawat nahas tersebut.

Jika dilihat dari rekaman video yang beredar, jet pribadi yang mereka tumpangi dari Moskow ke St. Petersburg jatuh dari langit ke lapangan pada di wilayah Tyer di barat laut Moskow pada Rabu. Tak lama setelah itu, kobaran api yang hebat terlihat di antara reruntuhan.

Dilansir dari VoA, kecelakaan itu terjadi dua bulan setelah Wagner melakukan pemberontakan, di mana pasukan Prigozhin menguasai kota di Rusia selatan, Rostov, tepat di utara perbatasan dengan Ukraina.

Sebelum pemberontakan, Prigozhin secara terbuka mengkritik mengenai kurangnya dukungan terhadap pejuang Wagner dari para pemimpin militer Rusia dan pasokan senjata yang memadai. Padahal Wagner juga didanai oleh pemerintah Rusia.

Kemudian, politisi dan analis Barat menyatakan, tanpa memberikan bukti, bahwa Putin, yang menyebut pemberontakan itu sebagai tikaman dari belakang, telah merencanakan pembunuhan Prigozhin, yang selama ini ikut bertempur bersama pasukan Rusia.

Namun pemerintah Rusia membantah tuduhan tersebut dan menyebut isu tersebut sebagai kebohongan mutlak. Karena setelah pemberontakan, Kremlin memberikan pilihan kepada para pejuang Wagner, yakni ikut dengan Prigozhin ke Belarus, pensiun atau mendaftar di tentara reguler Rusia dan kembali ke Ukraina.

Namun, ribuan tentara bayaran Wagner justru memilih untuk pindah ke Belarus, dan mendirikan sebuah kamp untuk mereka di tenggara ibu kota, Minsk.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI