Viral Rapuhnya Rangka eSAF, Kemendag Minta Klarifikasi Pihak AHM

Laporan: Tri Setyo Nugroho
Minggu, 27 Agustus 2023 | 22:56 WIB
Rangka eSAF yang dituding rawan patah (SinPo.id/ 100kpj)
Rangka eSAF yang dituding rawan patah (SinPo.id/ 100kpj)

SinPo.id - Kementerian  Perdagangan melalui  Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga  (PKTN)  bertemu PT Astra  Honda  Motor(AHM) untuk mengklarifikasi patahnya rangka enhanced Smart Architecture   Frame (eSAF) di sepeda motor produksinya. Pertemuan digelar di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat, 25 Agustus 2023.

Plt.Dirjen PKTN Moga Simatupang mengatakan,  pelaku usaha wajib memberi perlindungan dan pemulihan hak konsumen yang dirugikan. Dalam hal ini, konsumen yang rangka eSAF-nya rusak.

“Penyelenggaraan perlindungan konsumen akan  terus ditingkatkan sebagai wujud kehadiran pemerintah  dalam  melindungi  konsumen Indonesia. Konsumen yang rangka eSAF-nya rusak dapat langsung melapor ke AHM melalui berbagai kanal yang tersedia,“ kata Moga dikutip dari laman Kemendag, Minggu, 27 Agustus 2023.

Direktur Produksi AHM David Budiono menyampaikan, sepeda motor Honda yang menggunakan rangka eSAF diproduksi di dalam negeri sejak 2019 dan telah lulus proses pengujian dari instansi pembina, bahkan telah diekspor ke beberapa negara. AHM pernah menerima beberapa  pengaduan  konsumen  yang  mengalami  kendala atas penggunaan sepeda motor Honda rangka eSAF dan telah diselesaikan di bengkel-bengkel resmi AHM.

Mengenai produk Honda yang digunakan konsumen mengalami keropos dan patah, AHM telah melakukan investigasi bahwa rangka sepeda motor patah akibat sering terkena air laut. Namun, sepeda  motor  tersebut  produk lama dan bukan rangka jenis eSAF. Sepeda motor tersebut sudah diperbaiki sendiri oleh konsumen.

“Masalah yang nampak seperti karat yang menempel pada rangka sepeda motor yang dikeluhkan merupakan  silikat yang berfungsi melapisi hasil pengelasan sehingga membantu mencegah terjadi oksidasi atau karat  pada rangka serta membuat hasil pengelasan lebih  optimal," kata David.

"Dalam proses produksi, hal ini sesuatu yang normal dan tidak berbahaya. Pemilik sepeda motor baru tidak  perlu khawatir karena tidak berpengaruh pada kenyamanan dan keamanan berkendara,“ pungkasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI