Mengenal Tan Tjeng Bok, Si Item Seniman Tiga Zaman

Laporan: Tri Setyo Nugroho
Sabtu, 19 Agustus 2023 | 21:57 WIB
Seniman tiga zaman Tan Tjeng Bok alias Si Item (SinPo.id/ Wikipedia)
Seniman tiga zaman Tan Tjeng Bok alias Si Item (SinPo.id/ Wikipedia)

SinPo.id - Anak muda mungkin saat ini jarang yang mengenal Tan Tjeng Bok. Seniman tiga zaman ini lahir di Batavia, Hindia Belanda, 30 April 1889 dan wafat pada 15 Februari 1985.

Lahir dari ayah berdarah Tionghoa dan ibu Betawi, seniman berjuluk Si Item ini telah menunjukkan bakat seninya sejak usia 12 tahun. Saat itu ia telah bergabung dengan orkes Hoetfischer pimpinan Gobang di Bandung, dan kemudian berkeliling Jawa.

Dikutip dari laman Stekom, kepiawaian Tan Tjeng Bok menyanyikan lagu keroncong Mauritsco membuat namanya mulai tenar. Saat tiba di Bangil, ia kemudian bergabung dengan opera Dardanella pimpinan Piedro atau Pyotr Litmonov, seorang keturunan Rusia.

Namun pada awal 1940-an Dardanella tutup layar, Tjeng Bok lalu ikut sandiwara keliling Orpheus pimpinan Manoch. Kemudian juga Star pimpinan Afiat. Tapi tak satupun grup-grup itu berhasil mengulang suksesnya seperti Dardanella. Menjelang Kekaisaran Jepang masuk ke Hindia Belanda, di Batavia berdiri perusahaan Java Industri Film (JIF) milik The Theng Tjoen. Bersama JIF inilah Si Item masuk babak baru dunia perfilman.

Puncak Karier

Tan Tjeng Bok menjelma penyanyi keroncong dan pemain sandiwara tenar pada dekade 1920-1940. Dia menjadi bintang keliling Dardanella, tonil atau sandiwara paling populer sebelum Perang Dunia II. Pesona Tan Tjeng Bok laksana magnet yang banyak menarik penonton wanita. Di samping terkenal sebagai Si Item, ia juga digelari Douglas Fairbanks van Java (bintang Hollywood terkenal kala itu).

Dilansir dari laman Dinas Kebudayaan Pemprov DKI, pada masa pendudukan Jepang, Si Item kembali menjadi anak wayang dan mendirikan sendiri perkumpulan sandiwara, bernama UDJANG. Setelah merdeka, Tan Tjeng Bok kembali ke dunia film, dan bermain dalam Melarat Tapi Sehat (1954), Judi (1955), Peristiwa Surabaja Gubeng (1956), Badai Selatan (1960), Honey Money and Djakarta Fair (1970), Bengawan Solo (1971), Aku Tak Berdosa (1972), Si Rano (1973), Drakula Mantu (1974), Syahdu (1975), Donat Pahlawan Pandir (1978), dan lain-lain.

Dalam karier filmnya, kebanyakan ia berpasangan dengan aktris Hadidjah dan Fifi Young. Nama Tan Tjeng Bok sejajar dengan aktris top pada zaman itu, seperti antara lain Fifi Young, Aminah Cendrakasih, Marlia Hadi, dan Moh Mochtar. Sampai Fifi Young meninggal dunia (Maret 1975), Tan Tjeng Bok terkenal sebagai 'suami' almarhumah dalam sandiwara-sandiwara komedi Jakarta, dan Senyum Jakarta di TVRI.

Akhir Muram Si Item

Pada tahun 1979, Tan Tjeng Bok jatuh miskin, terlebih pada tahun 1980 ia menderita penyakit liver. Ketika dirawat di rumah sakit, surat kabar Sinar Harapan membuka program donasi Dompet Tan Tjeng Bok dan berhasil menghimpun dana lebih dari Rp 20 juta saat itu.

Kesuksesan Tan Tjeng Bok seakan tak lagi bersisa saat terakhir hidupnya. Surat kabar saat itu menyebut Tan Tjeng Bok tidak memiliki rumah sendiri saat meninggal.

Sebelum penyakit liver menggerogoti tubuhnya, Tan Tjeng Bok sempat mengambil peran dalam Komedia Jakarta dan Senyum Jakarta di TVRI, bersama A. Hamid Arief.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI