Anis Matta: Budaya Kekuatan Utama Superpower Baru Dunia
SinPo.id - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menyebut kebudayaan sebagai sumber kekuatan utama Indonesia menjadi negara superpower baru dunia. Kebudayaan lebih bisa diandalkan mengingat kekuatan ekonomi, militer, teknologi dan politik Indonesia masih kalah dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, dan Tiongkok.
"Dari lima kekuatan utama untuk menjadi superpower baru, budaya sebenarnya kekuatan utama Indonesia yang paling besar. Kalau kekuatan ekonomi, militer, teknologi dan politik, kita kalah dari negara superpower lain," kata Anis Matta dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 15 Agustus 2023.
Anis Matta mengatakan budaya akan menciptakan revolusi pada teknologi, militer, ekonomi, dan politik. Sebab, budaya yang menentukan peradaban suatu bangsa, karena memiliki kekuatan ideologi dan narasi.
"Jadi kekuatan superpower itu, adalah terletak pada ideologi dan narasinya. Ideologi dan narasi itu kekuatan utamanya, dan kenapa Gelora selalu memulai dari situ, karena budaya akan menciptakan revolusi kebudayaan dan revolusi-revolusi lainnya," katanya.
Anis Matta menilai kekuatan Amerika dan Eropa sebagai negara superpower saat ini mulai melemah meskipun semua kemakmuran dari kekuatan ekonomi, milite, dan teknologi telah mereka miliki.
"Tetapi sekarang kekuatannya mulai melemah, karena pengaruh budayanya semakin berkurang. Makanya ketika bicara demokrasi ke orang-orang China, dikatakan balik sama China, jangan ajarin kami soal demokrasi, kami lebih mengerti," katanya.
Karena itu, konflik geopolitik antara Amerika dan Uni Eropa melawan Rusia dan Tiongkok akan menjadi konflik yang panjang dan melelahkan. Tidak akan ada pemenangnya dan dua-duanya mengalami kelelahan.
"Tetapi dengan perang ini, bisa jadi akan muncul kekuatan baru, atau hilangnya suatu peradaban seperti peradaban Persia dan Romawi. Dari konflik inilah, peluang kita menjadi superpower baru. Indonesia bisa menggunakan kekuatan budayanya," ucap Anis Matta.
Dia menambahkan jalan yang ditempuh Indonesia untuk menjadi superpower baru berbeda dengan Amerika, Uni Eropa, Rusia atau Tiongkok. Indonesia juga tidak akan mengulangi sejarah Islam dalam menciptakan peradaban baru dengan mengalahkan Persia dan Romawi.
"Kita akan punya jalan sendiri, hanya saja tidak ada jarak yang bisa kita ukur secara linear, karena perjalanannya tidak bisa dilihat. Tapi faktor yang menentukan adalah bagaimana output dari konflik antar adidaya ini, serta Indonesia akan tumbuh dengan sendirinya secara sistematis, karena kekuatan narasi dan kekuatan ideologinya yang bersumber dari kekuatan budaya," tegas dia.