Partai Gelora: Prabowo Bisa Beri Kepastian Masa Depan Indonesia
SinPo.id - Partai Gelora menyebut calon presiden (capres) Prabowo Subianto merupakan sosok yang bisa memberikan kepastian tentang masa depan Indonesia. Prabowo diyakini bisa menangani persoalan negara di berbagai sektor.
Penilaian ini berdasarkan hasil riset digital Gelora Petamaya bekerja sama dengan Lembaga Riset Digital Cakradata bertajuk 'Menyongsong Pemilu dan Pilpres 2024 Isu Pertahanan & Keamanan'.
"Prabowo bisa memberikan perasaan aman dan kepastian tentang masa depan Indonesia. Karena ketika bicara ancaman pertahanan dan keamanan itu juga terkait pangan, energi dan keuangan," kata Ketua Bidang Rekuitmen Anggota DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Endy Kurniawan kepada wartawan, Jakarta, Selasa, 1 Agustus 2023.
Warganet menilai figur Prabowo memiliki kepedulian terhadap pertahanan dan keamanan Indonesia dibandingkan dengan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Ide dan gagasan Prabowo dianggap tak hanya terhadap isu pertahanan negara dan keamanan. Ketua Umum Partai Gerindra itu dinilai warganet memperhatikan isu pangan, energi, dan keuangan.
"Berdasarkan percakapan digital warganet banyak menganggap figur Prabowo Subianto memiliki keterkaitan kuat terhadap isu pertahanan dan keamanan," kata Endy.
Dalam pengambilan data yang dilakukan pada 1 Januari-26 Juli 2023 itu terungkap percakapan warganet terhadap persepsi bakal calon presiden mengenai isu pertahanan dan keamanan. Hasilnya, Prabowo menempati posisi teratas diikuti Ganjar dan Anies.
"Prabowo Subianto paling banyak dibicarakan, percakapannya mencapai 9.254 percakapan. Kemudian Ganjar Pranowo 866 percakapan dan Anies Baswedan 455 percakapan," kata dia.
Atas dasar hal itu, kata dia, warganet beranggapan bahwa gaya kepemimpinan Prabowo Subianto dapat menjadi kandidat Presiden yang sesuai untuk mengatasi isu terkait pertahanan dan keamanan.
Prabowo juga dinilai sebagai figur yang paling mampu dalam menjaga maritim Indonesia dari ancaman situasi geopolitik di kawasan Asia Pasifik dari potensi konflik antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang bisa berdampak langsung pada Indonesia.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan Indonesia memerlukan capres yang memiliki wawasan geopolitik dan diperhitungkan secara geopolitik.
"Artinya jika seseorang diperhitungkan secara gopolitik, maka orang itu akan dipercaya untuk mengamankan kawasan kita ini. Kalau dia memimpin Indonesia, dia akan punya posisi gepolitik yang lebih kuat," kata Fahri.
Menurut Fahri, negara tetangga cenderung menginginkan Indonesia dipimpin oleh sosok yang tidak mengerti masalah geopolitik. Negara tetangga justru dengan Kepala Negara yang paham persoalan geopolitik karena dianggap merugikan mereka.
"Calon presiden yang mengerti geopolitik akan mendatangkan kecurigaan dari negara-mnegara tetangga, karena ada kecenderungan kalau bisa Presiden Indonesia tidak punya kepedulian geopolitik. Impor pangan, energi pasti akan dihentikan, termasuk ekspor tenaga kerja, karena akan mendorong kemandirian. Jika semua distop, ini akan merugikan mereka," ujarnya.
Fahri menegaskan Presiden yang mengerti geopolitik serta memahami isu pertahanan dan keamanan saat ini diperlukan di tengah situasi dunia yang sedang tidak baik-baik saja.
"Jadi memang kita perlu capres yang memahami isu pertahanan dan keamanan. Ini penting ada capres yang mempunyai visi ketika dunia dalam situasi seperti sekarang, dunia tidak baik-baik saja ada konflik yang terbuka, ekonomi, pertahanan. Jangan sampai kita menjadi korban lagi, jadi collateral damage. Karena itulah perlu orang yang punya pendirian atau pengetahuan untuk memimpin Indonesia," kata dia.
Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini menilai Prabowo adalah capres yang memiliki kedalaman berpikir mengenai kemandirian, dibandingkan capres lain.
"Prabowo menurut saya capres atau tokoh paling banyak berbicara tentang bagaimana kemandirian baik itu pangan dan energi. Bahkan sebagai Menteri Pertahanan, beliau bisa menyakinkan Presiden, bahwa pangan bagian dari pertahanan. Ini tidak kita dengar dari capres-capres lain," tegas dia.