Wujud Rasa Syukur, Kenduren Kali Brantas Digelar di Kampung Keramik Dinoyo Malang

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 24 Juli 2023 | 07:45 WIB
Kenduren Kali Brantas
Kenduren Kali Brantas

SinPo.id -  Forum Komunikasi Kelompok Sadar Wisata (Forkom Pokdarwis) Kota Malang menggelar Kenduren Kali Brantas di Kampung Keramik Dinoyo. Ini merupakan rangkaian dari  Festival Kali Brantas II.

"Kali Brantas selain memberikan kehidupan dan keberkahan, di lain sisi juga mendatangkan petaka banjir. Oleh karenanya, Kali Brantas harus dirawat agar tidak kotor dari sampah, airnya jernih dan sumber mata air terjaga," kata Wakil Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang, Syamsul Arifin pada Minggu 23 Juli 2023. 

Menurut dia, Kenduren Kali Brantas adalah ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME sudah diberkati adanya sungai besar yang menjadi pusat peradaban di tanah Jawa.

Syamsul Arifin yang juga ketua pokdarwis kampung Keramik Dinoyo menuturkan, persiapan dua hari dilakukan oleh warga dengan membersikan kali, membuat umbul-umbul, menyiapkan tumpeng dengan hiasan kembar mayang yang dikarak oleh ibu-ibu berkebaya dan berpakaian tradisional baju corak lurik.

"Setelah melewati uwot (jembatan bambu), semua peserta kenduren Kali Brantas berdoa yang diujubkan oleh Ki Supriono (dalang dan guru tari Kampung Budaya Polowijen) didampingi Ki Demang, Kadisporapar, pemuka masyarakat lainnya," ujarnya.

Adapun Kenduren Kali Brantas dimulai dengan arak-arakan tumpeng Kali Brantas dari pabrik keramik menuju jalan MT. Haryono kemudian kembali masuk ke kampung menuju ke tepi Kali Brantas. Arak-arakan di iringi oleh Hadrah Ortunada Dinoyo sambil bersolawat Jawa.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olah Raga dan Pariwisata (disporapar), Baihaqi mengatakan Festival Kali Brantas II itu sangat menarik ketika kota Malang tidak memiliki destinasi wisata alam ternyata kampung tematik di Kota Malang salah satunya di Dinoyo ini dengan latar Kali Brantas mampu disulap sebagai wisata budaya berbasis lingkungan.

"Ini sangat menarik dan kreatif. Karenanya tahun depan festival ini akan ditingkatkan sebagai event Kota Malang yang merangkai 7 kampung Tematik Kota Malang," kata Baihaqi.

Sementara, penggagas Kampung Budaya Polowijen, Ki Demang mengatakan 14 kota kabupaten yang dilintasi Kali Brantas pernah menjadi pusat Kerajaan Kediri, Kanjuruhan, Tumapel, Singhasari dan Majapahit.

"Ini harus dibangkitkan kembali agar masyarakat ingat akan sejarah, peduli dan terlibat dalam pelestarian dan konservasi Kali Brantas," ujar Ki Demang.

Rijik-rijik Kali Brantas

Selain kenduren kali Brantas, di lokasi sama juga dilakukan rijik-rijik kali Brantas yang dipandu oleh 10 petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kota Malang, dengan didampingi oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta tim SAR dari komunitas 7 Lung.

Selain berjaga mengamankan kegiatan Kenduren kali Brantas, DLH juga memandu warga pada titik-titik tertentu yang harus dibersihkan.

Turut hadir dalam acara itu, selain Kepala Disporapar, hadir pula perwakilan dari DLH, BPBD, Kominfo, Camat Lowokwaru, Lurah Dinoyo, Babimsa Babinkamtibmas 23 perwakilan kampung tematik se Kota Malang serta para komunitas pegiat sungai. ***

BERITALAINNYA
BERITATERKINI