Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diperkirakan Capai 5,1% pada 2023

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 21 Juli 2023 | 01:08 WIB
ilustrasi pertumbuhan ekonomi (pixabay)
ilustrasi pertumbuhan ekonomi (pixabay)

SinPo.id -  Dengan diperkirakannya perekonomian global yang akan terus melambat dalam beberapa bulan mendatang, Standard Chartered mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi global 2023 di tingkat 2,7%, namun menurunkan estimasi pertumbuhan ekonomi tahun 2024 menjadi 2,9% (dari sebelumnya 3,0%). Perekonomian di negara maju kemungkinan akan menjadi faktor utama adanya penurunan karena Amerika Serikat dan Eropa terus berjuang di
bawah beban kenaikan suku bunga yang belum pernah terjadi sebelumnya serta kondisi pinjaman yang lebih ketat. 

Sebaliknya, di Asia, India dan kawasan ASEAN diperkirakan bisa terus menikmati momentum yang baik dan terus mendukung pertumbuhan global. Ini adalah poin-poin yang disampaikan dalam laporan Standard Chartered Global Focus – Economic Outlook Q3 2023, yang disampaikan pada acara tahunan Global Research Briefing (GRB) H2 2023 untuk Indonesia pada
tanggal 18 July 2023. 

Acara GRB virtual tersebut dibuka oleh Menteri Perdagangan Republik
Indonesia Zulkifli Hasan dan dihadiri oleh para pemangku kepentingan Bank, termasuk perwakilan pemerintah, lembaga keuangan internasional dan nasional, serta para pelaku usaha.

Turut hadir mewakili Standard Chartered dalam penyampaian proyeksi ekonomi global dan domestik adalah Edward Lee, Chief Economist, ASEAN and South Asia, Standard Chartered;
Divya Devesh, ASIA FX Strategist, Standard Chartered; dan Aldian Taloputra, Senior Economist, Standard Chartered Bank Indonesia.

Perekonomian di negara maju terbukti jauh lebih tangguh dari yang diperkirakan. Kenaikan suku
bunga yang agresif oleh The Fed dan Bank Sentral Eropa (ECB) sejauh ini memiliki dampak terbatas pada perekonomian Amerika Serikat (AS) dan kawasan Eropa. Meskipun AS menunjukkan
tanda-tanda perlambatan dalam beberapa bulan ke depan, AS telah berhasil menghindari resesi sejauh ini. 

Sejumlah data juga menunjukkan bahwa kawasan Eropa telah tergelincir ke dalam resesi pada periode Q4-2022 dan Q1-2023, namun kondisi tersebut masih lebih baik dari perkiraan awal
ketika aliran gas Rusia sangat dibatasi pada tahun lalu. Namun demikian, Standard Chartered
masih memperkirakan AS akan masuk ke dalam resesi pada periode Q4-2023 dan Q1-2024.

Sebaliknya, pertumbuhan di kawasan ASEAN masih tetap sehat meskipun sedikit melambat. Meskipun belum terlihat adanya dampak positif dari dibukanya kembali China, Standard Chartered memperkirakan beberapa perekonomian ASEAN – termasuk Vietnam, Indonesia, dan Filipina – akan tumbuh lebih dari 5% di tahun 2023, sementara Thailand dan Malaysia diperkirakan tumbuh di atas 4%.

Terkait Indonesia, Standard Chartered mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi 2023 di atas konsensus yakni sebesar 5,1%. Pandangan konsensus terlihat semakin mendekati
pandangan Standard Chartered setelah keluarnya hasil PDB kuartal pertama yang lebih kuat dari perkiraan awal. Sampai saat ini, konsumsi rumah tangga naik tipis sebesar 4,5% secara year-on-year dan pertumbuhan investasi melambat menjadi 2%, sementara pertumbuhan ekspor masih relatif kuat di tingkat 12%. 

“Kami perkirakan konsumsi domestik akan terus meningkat di semester
kedua, dengan didorong oleh inflasi yang rendah, aktivitas perekonomian yang kembali normal, serta peningkatan belanja pemilu,” jelas Aldian Taloputra, Senior Economist, Standard
Chartered Bank Indonesia.

Standard Chartered juga menurunkan perkiraan rata-rata inflasi tahun 2023 untuk Indonesia menjadi 3,9% (perkiraan akhir tahun: 3,1%) dari sebelumnya 4,1% (3,5%). Hal ini mencerminkan inflasi year-to-date yang lebih rendah dari perkiraan, serta ekspektasi Standard Chartered bahwa
inflasi makanan akan relatif stabil. Inflasi makanan turun menjadi 1,2% year-on-year di bulan Juni dari tingkat tertinggi year-to-date sebesar 7,6% di bulan Februari, dengan dibantu oleh koordinasi antara bank sentral dan pemerintah untuk mempertahankan persediaan makanan yang memadai
dan terus meningkatkan logistik.

“Indonesia kembali menjadi salah satu negara yang berpenghasilan menengah keatas, dengan mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% di tahun 2022. Di tahun yang sama, surplus perdagangan Indonesia mencapai USD 54,5 miliar, dan ini terus berlanjut ke semester pertama 2023 dimana surplus mencapai USD 16,5 miliar. Di dalam negeri, pemerintah terus berupaya menjaga pasokan sehingga inflasi dan konsumsi domestik tetap terjaga. Terkait sektor perdagangan, pemerintah juga mempunyai program bantuan dukungan pembiayaan ekspor, dan kami berharap bank-bank swasta dapat mendukung program tersebut. Oleh karena itu, saya
menyambut baik forum Global Research Briefing 2023, yang diadakan oleh Standard Chartered ini,” jelas Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan dalam kata sambutannya.

Andrew Chia, Cluster CEO, Indonesia & ASEAN Markets (Australia, Brunei & the Philippines), Standard Chartered, mengatakan, “Kami sangat bersemangat melihat bagaimana Indonesia
bertahan melawan perlambatan ekonomi global sejauh ini, dan kami berharap Indonesia dapat terus bertahan dan menyelesaikan tahun 2023 dengan catatan yang kuat.”

Dalam acara GRB ini, Andrew juga menegaskan kembali komitmen Bank untuk tumbuh dan terus berinvestasi di Indonesia, setelah perayaan ulang tahun yang ke-160 di Indonesia belum lama ini.

“Sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-4 di Asia Tenggara, Indonesia terus menjadi pasar
utama bagi Standard Chartered. Kami bangga bisa mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui keterlibatan kami di pasar dan hubungan kami yang kuat dengan pemerintah Indonesia.
Kami terus mendukung berbagai penerbitan obligasi pemerintah, dan yang terkini adalah penerbitan obligasi multi tranche senilai USD 3 miliar yang mendapatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 4,8 kali. Kami juga aktif terlibat dalam implementasi perjanjian JETP yang ditandatangani tahun lalu saat KTT G20 di Indonesia. Bisnis Commercial, Corporate and Institutional Banking (CCIB) kami telah tumbuh secara substansial seiring dengan pergeseran
rantai pasokan – dan kami terus membantu para klien Indonesia berkembang di pasar baru, dan membawa investasi baru ke dalam negeri. Secara bersamaan, bisnis Consumer, Private & Business Banking (CPBB) kami akan terus fokus pada kemitraan digital dan terus meningkatkan layanan wealth management untuk mendukung pertumbuhan Bank yang eksponensial serta berkelanjutan,” tutup Andrew.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI