Ini Sejumlah Makanan Khas Daerah Saat Perayaan Tahun Baru Islam
SinPo.id - Sejumlah makanan khas di daerah sering disajikan untuk merayakan tahun baru Islam. Sejumlah makanan itu di antaranya Ayam Ingkung yang seringkali muncul dalam tradisi perayaan malam 1 Asyura.
Ayam Ingkung dibumbui dengan rempah dan disajikan bersamaan dengan nasi tumpeng. Nama Ingkung berasal dari kata ‘manekung’ yang maknanya ‘memanjatkan doa’ dalam bahasa Jawa Kuno. Konon, makanan ini menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki serta panen yang berlimpah.
Selain itu ada Bubur Suro, atau juga bisa disebut dengan bubur asyura menjadi salah satu makanan yang juga hadir di perayaan Tahun Baru Islam di Jawa.
Kata ‘suro’ berasal dari nama bulan pertama dalam kalender Jawa dan bertepatan dengan bulan Muharram.
Bubur Suro terbuat dari beras dan rempah-rempah. Rasanya pun gurih dan sedikit pedas. Bubur suro juga disajikan dengan menggunakan lauk, perkedel, tahu, tempe, hingga kacang-kacangan.
Ada juga Bubur yang sering hadir dalam tradisi masyarakat Bugis untuk perayaan Tahun Baru Islam. Pitunrupa sendiri artinya “tujuh macam”.
Tujuh macam mengacu kepada bahan-bahan pembuatan bubur yang berasa dari tujuh hasil bumi, seperti jagung, pisang, nangka, beras ketan putih, beras ketan hitam, kacang hijau, dan labu. Biasanya, bubur ini dihidangkan pada hari kesepuluh bulan Muharram.