AS Sebut Kiriman Bom Tandan Telah Diterima Ukraina
SinPo.id - Pentagon menyebut, bom tandan yang dipasok Amerika Serikat (AS) dan sekutu untuk mendukung serangan balasan Ukraina yang sedang berlangsung terhadap Rusia telah dikirim
Direktur Operasi untuk Kepala Staf Gabungan di Pentagon, Letnan Jenderal Douglas Sims, mengatakan, amunisi yang dipasok AS sudah ada di Ukraina setelah diumumkan awal bulan ini dalam paket senjata senilai 800 juta dolar Amerika. Meski diakuinya pula, ada kekhawatiran soal bom tersebut dapat berubah menjadi ranjau darat yang akan membahayakan masyarakat setelah perang berakhir.
Lebih dari 100 negara telah menandatangani konvensi tahun 2008 untuk melarang produksi bom tersebut, penimbunan, penggunaan dan transfer bom curah, yang melepaskan sejumlah bom kecil yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di wilayah yang luas.
Amunisi "Dud", atau bom kecil yang tidak meledak telah membunuh dan melukai warga sipil di berbagai medan perang tempat mereka dijatuhkan, kadang-kadang insiden ledakan terjadi beberapa dekade setelah mereka dilepaskan ke lahan kosong. Insiden itu sempat terjadi di wilayah Asia Tenggara di mana AS menjatuhkan ratusan juta bom curah selama perang Vietnam.
Pemerintahan Biden telah menyatakan bahwa tingkat kegagalan bom curah yang dikirim ke Kyiv jauh lebih rendah daripada model sebelumnya, atau yang saat ini digunakan oleh Rusia. Sims mengatakan pejabat Ukraina mengakui dan memahami potensi bom gagal meledak saat ditembakkan, dalam hal ini, kemungkinan gagal sangat rendah.
"Kami juga tahu bahwa Rusia telah menggunakan senjata ini terhadap komunitas sipil, yang merupakan perbedaan signifikan dari apa yang ingin dilakukan Ukraina. Ukraina bermaksud menggunakan bom tandan di lingkungan taktis, melawan Rusia, bukan melawan warga sipil," kata Sims seperti dikutip dari Anadolu, Jumat, 14 Juli 2023.
Presiden AS Joe Biden secara terpisah menandatangani perintah eksekutif baru yang membuka pintu bagi sekitar 3.000 cadangan militer AS yang dikirim untuk mendukung kegiatan militer yang sedang berlangsung di Eropa yang dimulai sebagai tanggapan atas perang Rusia di Ukraina.