PBB Buka Kamp Musim Panas untuk Ratusan Ribu Anak Palestina

Laporan: Galuh Ratnatika
Kamis, 13 Juli 2023 | 08:50 WIB
Anak Palestina yang terlantar (Sinpo.id/Reuters)
Anak Palestina yang terlantar (Sinpo.id/Reuters)

SinPo.id -  Lebih dari 130 ribu anak laki-laki dan perempuan Palestina di Gaza telah bergabung dengan kamp musim panas yang dijalankan oleh PBB untuk memberi mereka istirahat dari tekanan hidup di negara yang berada di bawah blokade ekonomi dan terlibat konflik dengan Israel.

Anak-anak Palestina, termasuk anak-anak penyandang disabilitas, akan berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan termasuk penghijauan, daur ulang, olahraga, menggambar, kerajinan tangan, dan belajar bahasa, selama empat minggu.

Pasalnya, menurut United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA), sebuah studi lembaga baru-baru ini menemukan bahwa 38 persen anak-anak di Gaza telah menunjukkan gejala gangguan fungsional yang memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.

“Yang paling penting adalah 130 ribu anak mendapatkan kesempatan hanya untuk menjadi anak-anak meskipun situasi ekonomi, dan konflik sedang berlangsung, mereka dapat datang ke kamp musim panas UNRWA dan menjadi anak-anak saja,” kata Direktur Urusan UNRWA di Gaza, Thomas White, dilansir dari Reuters, Kamis 13 Juli 2023.

UNRWA menempatkan jumlah anak-anak yang membutuhkan bantuan kesehatan mental hampir seperempat dari 2,3 juta penduduk Palestina yang hidup di bawah blokade Israel yang melumpuhkan perekonomian negara itu.

"Saya datang ke sini untuk menghibur diri dari hal-hal yang saya alami seperti perang dan konflik yang saya saksikan. Saya mungkin tidak seperti anak-anak lain (di dunia) tetapi saya mencoba untuk tetap positif apapun yang terjadi," kata salah satu anak yang gabung dengan kamp musim panas, Joanna El-Halabi yang berusia 13 tahun.

Seperti diketahui, warga Palestina telah mengalami konflik dan perang dengan Israel sejak tahun 2008, termasuk pertempuran lima hari di bulan Mei, yang membuat penyembuhan hampir tidak mungkin karena penyebab dari konflik itu sendiri masih sama dan tetap tidak berubah, yakni perluasan wilayah.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI