Banjir lahar dingin semeru

Pemerintah Minta Warga di Zona Merah Semeru Tempati Hunian Relokasi

Laporan: Martahan Sohuturon
Sabtu, 08 Juli 2023 | 21:39 WIB
Ilustrasi. Petugas memantau situasi di salah satu lokasi yang terdampak akibat banjir lahar dingin dan longsor di Lumajang pada Sabtu, 8 Juli 2023. (SinPo.id/Biro Adpim Jatim)
Ilustrasi. Petugas memantau situasi di salah satu lokasi yang terdampak akibat banjir lahar dingin dan longsor di Lumajang pada Sabtu, 8 Juli 2023. (SinPo.id/Biro Adpim Jatim)

SinPo.id - Pemerintah meminta warga yang berada di kawasan zona merah peta rawan bencana Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur untuk menempati hunian relokasi yang sudah disiapkan oleh pemerintah daerah setempat.

"Tadi saya cek ada beberapa keluarga yang seharusnya sudah menempati hunian tetap di relokasi malah sekarang tidak ditempati, dia masih tinggal di tempat yang lama," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat mengunjungi lokasi pengungsian di Balai Desa Jarit, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang pada Sabtu, 8 Juli 2023.

Ia menemukan ada beberapa warga yang sudah memiliki rumah di hunian relokasi, namun tidak menempatinya saat berkunjung ke posko pengungsian di Balai Desa Jarit tersebut.

"Sudah seharusnya rumah hunian tetap ditempati karena tempat tinggal sebelumnya juga berada dalam zona merah peta rawan bencana Gunung Semeru," tuturnya.

Muhadjir meminta warga untuk tetap mengikuti arahan pemerintah demi keselamatan, sehingga seharusnya segera pindah ke hunian tetap yang telah disediakan pemerintah di Desa Sumbermujur.

Sebelum meninjau ke Balai Desa Jarit, Menko PMK meninjau langsung dampak banjir lahar dingin Gunung Semeru di Dusun Bondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro dengan didampingi Bupati Lumajang Thoriqul Haq dan Sekda Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono.

Ia langsung melihat kondisi tanggul yang jebol sekaligus meminta Bupati Lumajang untuk melakukan penanganan darurat untuk antisipasi kemungkinan lainnya.

"Saya minta Bupati Lumajang untuk segera mengkoordinasikan dengan kementerian terkait untuk penyelesaian dan penanganan permanen pascabencana banjir lahar dingin Gunung Semeru," ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Lumajang Thoriqul Haq menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari, menyusul terjadinya banjir lahar dingin Gunung Semeru, yang menerjang beberapa desa di wilayahya.

"Saya sudah menetapkan tanggap darurat selama 14 hari, saya menugaskan Pak Sekda untuk menunjuk satgas darurat bencana," kata Thoriq.

Menurut Thoriq, cuaca ekstrem dengan intensitas hujan tinggi selama beberapa hari ini mengakibatkan banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah.

Bahkan, terjangan keras material lahar dingin Semeru juga mengakibatkan beberapa jembatan mengalami kerusakan hingga terputus total.

Karena itu, menurut Thoriq fokus utama saat ini adalah keselamatan jiwa. Ia pun mengimbau agar warga di tepian sungai untuk mengungsi, sampai kondisi dipastikan aman.

"Masyarakat yang ada di tepian lahar kami evakuasi di tempat pengungsian di beberapa balai desa termasuk yang ada di Balai Desa Jarit ini," ucapnya.

Seperti diketahui, bencana lahar dingin Semeru itu terjadi usai hujan dengan intensitas tinggi mengguyur lereng gunung tertinggi di Jawa itu. Imbasnya, debit air di Daerah Aliran Sungai lahar Gunung Semeru meningkat dan menerjang jembatan juga meluber hingga ke jalan.

Berdasarkan data BPBD Jatim, banjir lahar dingin berimbas di lima desa yang ada di dua kecamatan. Yakni Desa Sidomulyo dan Pronojiwo di Kecamatan Pronojiwo, kemudian Desa Jugosari, Desa Kloposawit, dan Desa Tumpeng di Kecamatan Candipuro.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI