Ini Catatan Evaluasi Untuk Panitia Haji 2023
SinPo.id - Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI Syarief Abdullah Alkadrie membeberkan sejumlah catatan evaluasi untuk panitia ibadah haji 2023. Hal pertama yang perlu diperbaiki adalah transportasi untuk para jemaah haji.
"Pertama berkaitan dengan transportasi, kondisinya memang sangat memprihatinkan karena mungkin ini tidak diperhitungkan antara jumlah jamaah haji dengan kapasitas transportasi yang ada," kata Syarief melalui tertulis, Jakarta, Selasa, 4 Juli 2023.
Menurut dia, permasalahan transportasi itu menyebabkan banyak kendala. Terutama, berkaitan dengan pergerakan jemaah haji dari Muzdalifah untuk dibawa ke Mina.
Berdasarkan pantauan Timwas Haji DPR RI, kata dia, jemaah haji Indonesia mengalami keterlambatan bus jemputan saat di Muzdalifah.
Hal itu bahkan diperparah dengan kondisi suhu di Makkah yang mencapai 43 derajat Celsius sehingga dikhawatirkan berdampak buruk bagi kesehatan jemaah.
"Saya melihat ini satu hal yang harus menjadi perhatian serius pemerintah untuk menangani ketika jemaah haji dengan kapasitas jumlah besar. Siapa yang melakukan komitmen dengan pihak perusahaan penyedia jasa transportasi (bus) itu harus benar-benar menangani ini secara baik, sehingga tidak terjadi hal ini di kemudian hari," ujarnya.
Untuk evaluasi selanjutnya, yakni berkaitan dengan katering atau konsumsi jemaah selama beribadah haji. Para jemaah haji mengeluhkan persediaan makan yang minim.
"Misalnya, ternyata jemaah haji itu H-1 ke Arafah, kemudian H+2 setelah pulang dari Mina itu juga tidak dapat makan, ini juga dikeluhkan oleh jemaah haji," kata dia.
Syarief mengatakan permasalahan katering ini lebih baik diberikan dalam bentuk living cost atau biaya hidup, yakni jemaah diberikan biaya berupa dana segar untuk makan selama di Tanah Suci.
"Jadi biaya hidup (makan) selama mereka di Tanah Suci diberikan dana segar saja seperti dulu di tahun 2004. Saya dulu ikut jamaah haji pemerintah (reguler) ya kita diberikan dana selama kehidupan di Makkah dan di Madina, jadi kita belanja di sini dan masak sendiri," ucapnya.
Evaluasi ketiga, terkait pemondokan. Syarief meminta sektor tersebut dievaluasi karena pemondokan jemaah tahun ini cenderung tidak baik untuk kesehatan.
"Artinya, kamar itu bisa paling empat kasur, ya, tapi berjubel sampai diisi enam tempat tidur. Ini bagaimana? Apalagi rata-rata hotel ini kan sudah menggunakan AC, sehingga sirkulasi udara dari luar tidak masuk. Dengan kondisi jamaah yang seperti ini tetap juga membawa dampak kesehatan yang kurang baik," ujar dia.
Selanjutnya, evaluasi keempat adalah perihal kesehatan. Dia meminta kesediaan obat-obatan ditingkatkan dan lebih merata, serta dicocokkan dengan kebutuhan jemaah.
Syarief juga berharap kuantitas tenaga kesehatan ditingkatkan. Dia menyebut jumlah tenaga kesehatan pada pelaksanaan haji tahun ini tidak sebanding dengan jumlah jemaah Indonesia yang mencapai 229 ribu orang.
"Saya sebenarnya berharap, kalau kita punya kemampuan, lebih baik Indonesia memikirkan untuk membangun rumah sakit sendiri di sini. Mengingat jumlah jemaah haji kita cukup besar, lalu ada jemaah umroh yang datang sepanjang tahun. Ini tentu juga bisa digunakan oleh jemaah kita ketika di tanah suci Makkah," kata Syarief.