Erdogan: Kerusuhan di Prancis Dipicu oleh Rasisme Institusional

Laporan: Galuh Ratnatika
Selasa, 04 Juli 2023 | 10:20 WIB
Polisi berjaga di tengah kerusuhan yang merebak di seatero Prancis (Sinpo.id/Reuters)
Polisi berjaga di tengah kerusuhan yang merebak di seatero Prancis (Sinpo.id/Reuters)

SinPo.id -  Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang menggambarkan dirinya sebagai pembela umat Islam dunia, menyebut kerusuhan nasional yang terjadi di Prancis diakibatkan oleh rasisme institusional dan masa lalu kolonial negara itu.

“Di negara-negara yang terkenal dengan masa kolonialnya, rasisme budaya telah berubah menjadi rasisme institusional,” kata Erdogan setelah memimpin rapat kabinet mingguan, dilansir dari Al Jazeera, Selasa 4 Juli 2023.

“Akar dari peristiwa yang dimulai di Prancis adalah arsitektur sosial yang dibangun oleh mentalitas ini. Apalagi sebagian besar imigran yang dikutuk untuk tinggal di ghetto, yang ditindas secara sistematis, adalah Muslim," imbuhnya.

Meski demikian, Erdogan juga mengkritik meluasnya penjarahan yang menyertai kerusuhan tersebut. Terlebih sebagian besar para pengunjuk rasa merupakan anak di bawah umur. Mereka membakar mobil, merusak infrastruktur, dan bentrok dengan polisi dalam kemarahan yang meluap-luap.

Selama enam hari kerusuhan, transportasi umum di wilayah Paris mengalami kerusakan parah, hingga menyebabkan kerugian yang mencapai sekitar 20 juta euro, atau USD 21,8 juta.

“Jalanan tidak bisa digunakan untuk mencari keadilan. Namun, jelas pihak berwenang juga harus belajar dari ledakan sosial tersebut,” kata Erdogan menegaskan.

Seperti diketahui, kerusuhan tersebut berawal dari tewasnya seorang remaja berusia 17 tahun bernama Nahel. Remaja Prancis yanh berlatar belakang Aljazair itu ditembak mati oleh seorang petugas polisi saat pemberhentian lalu lintas minggu lalu.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI