Pemerintah Myanmar Putus Akses Bantuan Kemanusiaan ke Rakhine

Laporan: Galuh Ratnatika
Selasa, 27 Juni 2023 | 11:17 WIB
Kondisi warga Myanmar korban topan (Sinpo.id/BBC)
Kondisi warga Myanmar korban topan (Sinpo.id/BBC)

SinPo.id -  Pemerintah Myanmar memutus akses bantuan ke Rakhine, daerah yang terkena dampak dari Topan Mocha. Diketahui daerah tersebut dilanda topan ganas yang menewaskan ratusan orang pada 14 Mei lalu.

Upaya penutupan akses oleh pemerintah setempat telah mengubah bencana cuaca ekstrem menjadi bencana kemanusiaan, lantaran junta militer Myanmar sama sekali tak membantu warganya sendiri yang jadi korban bencana.

Dilansir dari BBC, jutaan orang yang selamat dari bencana topan itu tengah berjuang membangun kembali kehidupan mereka karena berkurangnya bantuan. Tidak ada tempat tinggal, tidak ada cukup air atau makanan bagi mereka yang selamat. Bahkan keadaan menjadi lebih sulit dengan datangnya musim hujan.

"Hujan sepanjang minggu. Kami berjuang setiap hari. Anak-anak belajar di sekolah tanpa atap. Ketika badai melanda, semua rumah runtuh. Tidak ada tempat tinggal. Saat hujan sekarang, saya duduk di tengah hujan. Saya bahkan tidak bisa tidur," kata San San Htay warga Myanmar yang tinggal di Sittw, dilansir dari BBC, Selasa 27 Juni 2023.

Sejumlah warga yang menjadi korban dari Topan tersebut mengatakan, beberapa minggu setelah bencana itu terjadi, mereka masih menerima beras, air bersih dan minyak dari luar. Bantuan terus berdatangan hingga 8 Juni 2023.

Namun kemudian, penguasa Myanmar atau Junta militer melarang distribusi transportasi untuk kelompok bantuan yang beroperasi di daerah tersebut.

Para pejabat tidak menjelaskan alasan menghentikan bantuan, tetapi pemerintah Rakhine mengatakan kepada media lokal bahwa mereka ingin mengatur distribusi bantuan, yang menurutnya tidak dikelola dengan adil, lantaran lembaga swadaya masyarakat hanya tertarik untuk membantu komunitas Muslim Rohingya yang mayoritas tinggal di Rakhine.

"Meskipun kelompok-kelompok internasional ini mengatakan bahwa mereka menyumbang untuk Mocha. Terus terang, komunitas Rakhine tidak menerimanya," kata seorang juru bicara pemerintah Rakhine. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI