KLB Gizi Buruk di Asmat, Peggi Patrisia: Kemenkes Harus Ambil Langkah Cepat!

Redaksi
Jumat, 19 Januari 2018 | 14:50 WIB
Peggi Patrisia Pattipi - Foto: Istimewa
Peggi Patrisia Pattipi - Foto: Istimewa

Jakarta, sinpo.id - Kejadian wabah campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat Provinsi Papua yang telah memakan korban sebanyak 61 orang anak hingga meninggal dunia dan ratusan orang rawat jalan atau inap sejak bulan September 2017 hingga saat ini, sungguh sangat memprihatinkan dan menyedihkan.

Menurut informasi di lapangan, kejadian ini terjadi akibat kondisi lingkungan yang buruk, gaya hidup yang tidak sehat, dan kekurangan makanan terutama untuk anak-anak dan balita. Disamping kondisi geografis yang sulit dan pola penyebaran penduduk sehingga menyulitkan penanganannya.

Kejadian tersebut menuai tanggapan dari Peggi Patrisia Pattipi selaku Anggota Komisi VII DPR RI. Menurutnya, peristiwa tersebut harus ditangani dengan serius oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Asmat, Pemerintah Provinsi Papua, serta Pemerintah Pusat. Ia juga mengapresiasi upaya yang dilakukan berbagai pihak dalam menangani kasusu tersebut

“Kami mengapresiasi upaya yang dilakukan saat ini oleh berbagai pihak terkait dalam menanggapi dan menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan gizi buruk ini. Namun, jika dilihat dari waktu pertama kali kasus campak ditemukan yaitu sekitar bulan September 2017, maka sangat disayangkan karena kurangnya kesigapan pihak yang berwenang untuk mencegah terjadinya wabah campak dan gizi buruk seperti saat ini,” ujar Anggota DPR daerah pemilihan (Dapil) Papua ini kepada sinpo.id melalui keterangan tertulisnya, Jum’at (19/1/2018).

Ia mengatakan, tindakan yang perlu dilakukan selain pendataan yang jelas tentang jumlah korban campak dan gizi buruk dan perawatan terhadap korban, perlu juga memantau kondisi tempat tinggal dan lingkungan masyarakat. Selain perawatan dan penyediaan obat-obatan dan bahan makanan, perlu pula penyuluhan tentang kondisi sanitasi dan gaya hidup yang sehat bagi masyarakat di Kabupaten Asmat, sehingga kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga diharapkan melakukan tindakan yang cepat.

“Diharapkan ada tindakan yang cepat dan perhatian serta dukungan dari Pemerintah Pusat dalam hal ini Kemenkes serta Kementerian dan Lembaga terkait. Sehingga dengan kerjasama yang baik, tidak akan memakan korban yang lebih banyak dan atau dapat diatasi dan dieliminir dampak negatifnya serta dapat dicegah penyebarannya lebih jauh dan diwaktu yang akan datang,” lanjutnya.

Politisi PKB ini melanjutkan, bahwa perlu dilakukan pencegahan jangan sampai kejadian ini dapat menyebar atau terjadi di daerah-daerah lain di Provinsi Papua atau daerah lainnya di Indonesia. Sehingga anak-anak Papua khususnya dan anak-anak Indonesia umumnya tidak menjadi korban kejadian yang serupa.

“Saya meminta kepada Pemerintah Pusat untuk mempercepat program vaksinasi campak di wilayah Papua, sebagaimana diberitakan Pemerintah mempunyai program imunisasi campak diluar Pulau Jawa pada bulan September-Agustus 2018. Hal ini perlu dilakukan untuk meminimalisir kejadian wabah campak seperti yang terjadi di Asmat, menyebar atau terjadi di wilayah lain di Papua,” katanya.

Dirinya juga mengungkapkan, bahwa perlu adanya pembenahan dan peningkatan infrastruktur kesehatan.

“Selain itu, perlu ada pembenahan dan peningkatan infrastruktur kesehatan dan peningkatan jumlah tenaga kesehatan dan program peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan diri dan lingkungan secara berkelanjutan, sehingga kesehatan masyarakat Papua dapat ditingkatkan dan dapat mencegah kejadian kematian massal anak-anak Papua akibat wabah penyakit seperti saat ini,” pungkasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI