Fahri Hamzah: Rakyat Inginkan Calon Pemimpin Kasih Bukti, Bukan Sekadar Basa Basi
SinPo.id - Wakil Ketua Umum DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah mengingatkan para elite dan pemimpin di Indonesia harus menyadari bahwa pemilihan umum (pemilu) bagi rakyat adalah tentang memilih pemimpin dengan berbagai latar pemikiran, janji-janji, serta rekam jejak. Atas dasar itu, menurutnya, rakyat ingin agar calon pemimpin yang bakal bertarung di Pemilu 2024 harus memberikan bukti, bukan sekadar basa-basi.
“Apa yang dia (calon pemimpin) pikirkan, mau dibawa ke mana bangsa ini? Hal-hal itu tidak boleh ditutupi hanya sekadar basa basi seperti yang terjadi selama ini,” ucap Fahri dalam keterangannya pada Senin, 19 Juni 2023.
Ia berkata, pembentukan koalisi atau pengusung seseorang menjadi calon presiden (capres) jelang Pemilu 2024 masih cukup lama, mengingat proses pendaftaran bakal pasangan capres-cawapres baru dibuka KPU pada 19 Oktober 2023.
“Pemilu masih jauh. Kita masih punya waktu lima bulan lagi. Terlalu panjang waktu dan terlalu mungkin semuanya berubah,” kata Fahri.
Fahri mengatakan, di masa lalu calon-calon itu baru muncul last menit, bahkan dalam hitungan h-1 penutupan pendaftaran. Artinya, menurutnya, pertemuan-pertemuan elite politik yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir sebenarnya hanya drama yang oleh rakyat tidak kelihatan manfaatnya.
“Kecuali pertemuan itu dalam rangka perdebatan, yang substansial tentang misalnya dalam rangka membuka platform koalisi ke depan. Bahwa kalau calon ini berkuasa akan melakukan ini…, itu. Tapi kalau partai ini berkoalisi dengan partai ini, maka hal-hal ini yang akan dilakukan. Itu sama sekali tdak ada,” sebutnya.
Namun koalisi yang ada saat ini, menurut Caleg Partai Gelora dari daerah pemilihan NTB I ini, hanya drama untuk memancing pemberitaan, yang konteksnya hanya sekedar pertemuan saja. Sementara publik sebetulnya ingin tahu, apakah ada effek pada kebijakan negara di masa yang akan datang.
“Tapi ujungnya nanti -momennya 75 hari kampanye, ya berarti pertemuan-pertemuan ini kan hanya menjadi drama. Karena sekali lagi, tdak ada problem dalam aturan pemilu presiden menggunakan PT 20 persen,” kata Fahri.