Ondel-ondel, Perlambang Jakarta dan Keseimbangan Suku Bangsa
SinPo.id - Ondel-ondel menjadi salah satu kesenian Betawi yang masih bertahan di era gempuran modernitas. Ondel-ondel dulunya biasa ditampilkan dalam pesta rakyat, dan pelengkap di upacara adat seperti pernikahan dan khitan.
Tokoh Betawi Abdul Malik menjelaskan, ondel-ondel berbentuk sebuah boneka besar dengan tinggi sekitar 2,5, dan daimeter sekitar 80 cm. Ondel-ondel dibuat dari anyaman bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mudah dipikul dari dalam. Sementara pada bagian wajah dihiasi topeng atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk.
"Ondel-ondel selain perlambang dari kota Jakarta, juga memiliki makna di setiap warna, bentuk hingga pilihan motifnya. Ondel-ondel juga memerlihatkan bukti pengaruh yang besar dari setiap suku bangsa yang ada sejak masa Sunda Kelapa, Jayakarta, Batavia, hingga Jakarta," kata Malik kepada SinPo.id.
Malik menambahkan, perwujudan ondel-ondel di masyarakat Betawi ditampilkan dengan wajah dan karakter. Untuk boneka laki-laki didominasi warna merah dan boneka perempuan berwarna putih.
Warna merah dan putih ini melambangkan keseimbangan dari dua unsur warna juga keseimbangan antara dua kekuatan. Ondel-ondel juga selalu berpasangan, sebagaimana filosofi keseimbangan di berbagai suku bangsa di dunia.
“Nah kalau hiasan yang di kepala ondel-ondel itu bunga kelapa. Tujuannya untuk mengingatkan kita bagaimana kota ini dulunya banyak pohon nyiur, atau kelapa di daerah pesisir pantainya," kata dia.
Ada sejumlah ciri khas yang selalu ada dalam tiap ondel-ondel, yakni:
1. Boneka perempuan (warna wajah putih)
2. Boneka laki-laki (warna wajah merah)
3. Kembang kelapa (hiasan pada kepala sebagai rambut dari boneka ondel-ondel)
4. Mahkota
5. Kebaya encim
6. Baju sadaria atau ujung serong (pakaian adat untuk kaum laki-laki)
7. Selendang dengan motif flora
8. Sarung kotak-kotak (cukin).