Disparitas Harga Buat Masyarakat Lebih Memilih Gunakan Elpiji Subsidi

Laporan: Tim Redaksi
Kamis, 15 Juni 2023 | 03:20 WIB
elpiji non subsidi (Pixabay)
elpiji non subsidi (Pixabay)

SinPo.id -  Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan terdapat disparitas harga jual antara elpiji subsidi dengan elpiji non subsidi. Hal ini membuat penurunan konsumsi elpiji non subsidi.

"Disparitas harga memang lebar. Sehingga terjadi penurunan konsumsi di elpiji non subsidi," kata Alfian di Komisi VII DPR RI, Rabu 14 Juni 2023. 
 
Disparitas harga jual antara elpiji subsidi dengan elpiji non subsidi menyentuh angka Rp 12.500 per kilogram. Kini elpiji subsidi atau gas melon tiga kilogram dibanderol Rp 4.250 per kilogram. Sedangkan untuk elpiji non subsidi dibanderol Rp 17.750 per kilogram.

Hal ini lantas membuat konsumsi elpiji bersubsidi dari tahun ke tahun terus naik sedangkan elpiji non subsidi semakin turun dari tahun ke tahun.

Pada 2018, konsumsi elpiji subsidi mencapai 6,53 juta ton. Terus merangkak naik menjadi 6,84 juta metrik ton pada tahun 2019. Pada masa pandemi di tahun 2020 - 2021 juga mengalami kenaikan hingga 7,46 juta metrik ton. Di tahun 2022 realisasi mencapai 7,8 juta metrik ton dan di tahun ini akan kembali overkuota hingga 8,2 juta metrik ton.

Sedangkan untuk elpiji non subsidi sejak tahun 2019 realisasi penjualan hanya 660 ribu metrik ton. Turun kembali pada tahun 2020 sebesar 620 ribu metrik ton, hingga pada tahun lalu realisasi penjualan elpiji non subsidi hanya 460 ribu metrik ton. Hingga Mei, realisasi penjualan elpiji non subsidi baru 150 ribu metrik ton.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI