Marlinda Irwanti: Perpustakaan adalah Jantung Pendidikan!

Redaksi
Rabu, 17 Januari 2018 | 15:45 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Jakarta, sinpo.id - Tingkat budaya masyarakat Indonesia dalam membaca, dapat dikatakan sangat rendah. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata sebesar 26,7 persen pada tahun 2016, sedangakan target Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) di tahun 2019 yaitu 50,1 persen. Sedangkan tingkat literasi Internasional, menempatkan masyarakat Indonesia pada urutan ke-60 dari 61 negara.

Permasalahan itu bisa terjadi karena akses masyarakat terhadap perpustakaan hanya 41 persen dari total penduduk Indonesia, dengan tingkat kunjungan perpustakaan kurang dari 2 persen per hari dari jumlah penduduk.

Marlinda Irwanti selaku Anggota Komisi X DPR RI, ikut prihatin melihat data tersebut. Padahal, tujuan negara didirikan salah satunya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Saya prihatin melihat data tersebut. Padahal salah satu tujuan negara kita itu kan mencerdaskan kehidupan bangsa. Cita-cita ini bisa diwujudkan oleh negara apabila pendidikan yang baik dan berkualitas dan salah satu fondasi kecerdasan apabila perpustakaan menjadi jantung pendidikan di Indonesia,” ujar Marlinda kepada sinpo.id melalui keterangan tertulisnya, Rabu (17/1/2018).

Marlinda berharap agar Pemerintah memberikan anggaran yang tinggi pada Perpusnas. Karena, anggaran pada tahun 2018 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Tahun 2017 anggaran diberikan sebesar 614 Miliar, sedangkan tahun 2018 hanya 584 Miliar.

“Saya harap Pemerintah memberikan anggaran yang tinggi pada Perpusnas. Sedangkan di negara Finlandia dan Jepang, mereka memberikan anggaran untuk perpustakaan mencapai 3 persen dari APBN,” katanya.

Dirinya pun mengapresiasi Tagline program Perpusnas, yaitu “Pustakawan Bergerak”. Melalui mobilisasi, pengetahuan harus mempermudah akses masyarakat terhadap perpustakaan.

“Tagline program Perpusnas patut mendapatkan apresiasi. Sudah saatnya di semua desa mempunyai perpustakaan, karena dana desa juga harus didorong untuk digunakan dalam pembuatan perpustakaan desa,” paparnya.

Seandainya 82.505 desa di seluruh Indonesia mempunyai perpustakaan, ia yakin Indeks Pembangunan Manusia Indonesia akan mengalami peningkatan dengan cepat. United Nations Development Programme (UNDP) tahun 2015 peringkat Indonesia berada di 110 dari 187 negara, indeks 0.684 dibawah Singapore, Malaysia dan Thailand.

“Bila semua desa punya perpustakaan, saya yakin Indeks Pembangunan Manusia Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan,” tuturnya.

Ia juga meminta komitmen Pemerintah dan kehadiran negara untuk meningkatkan budaya baca dan literasi masyarakat Indonesia.

“Saya minta komitmen dan kehadiran negara dalam meningkatkan budaya baca masyarakat, dan saya harap arahan Presiden Jokowi agar alokasi dana desa untuk pendidikan yang bisa didefinisikan perpustakaan desa, agar diprogramkan. Karena, perpustakaan merupakan jantung pendidikan,” pungkasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI