DPR Ajak Masyarakat Jaga Stabilitas Politik Jelang Pemilu 2024
SinPo.id - Wakil Ketua Komisi II DPR RI Yanuar Prihatin mengingatkan masyarakat untuk senantiasa menjaga keamanan, kebebasan, dan kenyamanan jelang Pemilu 2024. Ketiga hal itu merupakan parameter dalam menjaga stabilitas politik Tanah Air.
"Karena ini adalah tahun politik, maka semua pihak menurut saya mencoba mengendalikan tiga parameter berada di dalam keadaan yang seimbang, yakni keamanan terjaga; kebebasan tidak terdistorsi, tidak terancam; dan kenyamanan bisa didapatkan siapa pun," kata Yanuar kepada wartawan, Jakarta, Jumat, 9 Juni 2023.
Yanuar menyebut faktor-faktor yang mendorong terganggunya stabilitas politik itu bisa datang dari mana saja. Sebab, banyak hal tak terduga yang bisa terjadi di tahun politik menjelang Pemilu 2024.
"Contoh misalnya, ketika satu kelompok, satu individu merasa terancam kebebasannya oleh kelompok lain, kalau individu lain karena dianggap berbeda pandangan, berbeda pendapat, berbeda haluan maka ini adalah potensi terjadinya ketidakbebasan," ujarnya.
Selain itu, dia menyebut gangguan stabilitas politik bisa datang dari kebijakan yang dikeluarkan lembaga-lembaga negara yang bersinggungan langsung dengan wilayah politik.
"Stabilitas terganggu atau stabilitas terpelihara, antara lain karena ada ilustrasi kebijakan yang tidak kompatibel dengan situasi atau keadaan," ucapnya.
Jika hal tersebut terus dipaksakan, kata dia, maka terjadi turbulensi yang akan berpotensi mengganggu stabilitas. Bahkan keadaan bisa semakin memburuk apabila tidak terkendali dalam waktu yang lebih lama.
Untuk itu, dia mengajak segenap elemen masyarakat untuk menahan diri serta memberikan kebebasan bagi siapa pun memperoleh kesempatan yang sama.
"Menahan diri itu artinya berjalanlah pada rel yang sudah kita sepakati bersama. Itu satu. Kemudian yang kedua, berikanlah kebebasan kepada siapa pun untuk tumbuh dan berkembang, baik menjadi calon atau ikut mendorong calon, beri saja kebebasan," ucap dia.
Dia optimistis apabila parameter stabilitas politik itu terpelihara, maka Indonesia dapat melalui tahun politik yang bak musim pancaroba itu dengan keadaan jauh lebih baik lagi ke depannya.
"Siapa pun presidennya, NKRI harga mati, siapa pun presidennya Pancasila tetap harus kita pertahankan," kata dia.