Ukraina dan Rusia Saling Tuduh Atas Jebolnya Bendungan Sungai Dnipro
SinPo.id - Rusia dan Ukraina saling menuduh atas jebolnya bendungan besar di Sungai Dnipro yang memisahkan pasukan lawan di Ukraina selatan. Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengatakan belum mengetahui siapa yang harus disalahkan dalam peristiwa tersebut.
Setelah semburan air menerobos bendungan besar itu, Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara langsung mengadakan pertemuan pada Selasa, 6 Juni 2023 atas permintaan Rusia dan Ukraina. Namun saat AS ditanya siapa yang harus bertanggung jawab, pihaknya mengatakan belum mendapatkan informasi lebih.
"Kami sama sekali tidak yakin, kami berharap mendapatkan lebih banyak informasi dalam beberapa hari mendatang," kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, dilansir dari CNA, Rabu 7 Juni 2023.
"Tapi, maksud saya, ayolah ... Mengapa Ukraina melakukan ini ke wilayah dan rakyatnya sendiri, membanjiri tanahnya, memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka, itu tidak masuk akal," imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa meski badan dunia itu tidak memiliki informasi independen tentang bagaimana bendungan itu pecah, tetapi peristiwa itu terjadi sebagai konsekuensi dari invasi Rusia ke Ukraina.
Terlebih banyak anggota Dewan Keamanan juga menegaskan selama pertemuan tersebut bahwa krisis tidak akan terjadi jika Rusia tidak menginvasi Ukraina pada Februari tahun lalu.
Meski demikian, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menyalahkan Ukraina tanpa memberikan bukti, dan menuduhnya mencoba menciptakan peluang yang menguntungkan untuk menyusun kembali unit militernya agar dapat melanjutkan serangan balasan.
"Sabotase yang disengaja dilakukan oleh Kyiv terhadap fasilitas infrastruktur kritis sangat berbahaya dan pada dasarnya dapat diklasifikasikan sebagai kejahatan perang atau tindakan terorisme," kata Nebenzia kepada dewan.
Tuduhan tersebut langsung dibantah Ukraina dengan mengatakan Rusia telah melakukan aksi teroris terhadap infrastruktur kritis Ukraina, tanpa memberikan bukti. Karena menurut Ukraina, tidak mungkin meledakkan bendungan dari luar dengan penembakan.
"Secara fisik tidak mungkin untuk meledakkannya dari luar, ledakan itu dilakukan oleh penjajah Rusia dan mereka yabg meledakkannya," kata Kyslytsya sebagai perwakilan Ukraina.