Pemerhati Anak: Angka Stunting Cerminan Rendahnya SDM
SinPo.id - Pemerhati anak, Retno Listyarti, mengatakan tingginya angka stunting mencerminkan rendahnya sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Pasalnya, stunting berkaitan erat dengan tingkat kecerdasan yang rendah.
"Nah ini akibatnya indonesia masih bertahan di peringkat 130 dari 199 negara dalam indeks pembangunan manusia," kata Mantan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) itu dalam diskusi Forum Legislasi bertajuk 'RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak dan Tantangan Generasi Unggul', Selasa 6 Juni 2023.
Menurutnya, kasus stunting di Indonesia saat ini telah menjadi masalah besar, lantaran 50 persen anak dalam satu desa mengalami stunting. Namun dengan hadirnya RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak, diharapkan kasus stunting di Indonesia dapat berkurang.
Retno menjelaskan, ada banyak faktor yang menyebabkan stunting pada anak, di antaranya yakni kekurangan gizi dan perkawinan anak. Sehingga penting untuk mengatur pola makan anak, membesarkan anak tanpa kekerasan, serta mendapat pengasuhan yang positif. Terlebih angka stunting di Indonesia berada di peringkat ketujuh dunia.
"Ini yang kemudian stunting itu tidak melulu urusan kesehatan, tetapi kesehatan adalah bagian dari salah satu penyebab tingginya angka stunting di Indonesia," ungkapnya.
Di samping itu, kata Retno, kurangnya anggaran untuk mengentaskan kasus stunting di Indonesia juga masih sangat kurang. Karena seharusnya anggaran di setiap desa digunakan untuk memberikan makanan tambahan yang sehat dan bernutrisi kepada anak-anak.
"Jadi bagaimana kita tuh tahu bahwa negara atau pemerintah daerah punya kepedulian terhadap ibu dan anak itu sebenarnya ditentukan dari seberapa banyak anggaran yang diperuntukkan bagi ibu dan anak. Jadi kalau kita masih kasih anggaran kecil pada ibu dan anak, maka kita tidak peduli terhadap ibu dan anak," imbuhnya.