Willem Wandik: Jangan Ada Lagi Anak Bangsa Diperlakukan Seperti Orang Asing di Negerinya Sendiri!

Redaksi
Selasa, 16 Januari 2018 | 11:26 WIB
Willem Wandik selaku Anggota Komisi V DPR RI - Foto: Istimewa
Willem Wandik selaku Anggota Komisi V DPR RI - Foto: Istimewa

Jakarta, sinpo.id - Penerbangan merupakan salah satu prasarana khusus di dunia transportasi. Karena, penerbangan dapat mencapai tujuan dalam waktu cepat, membutuhkan teknologi tinggi, dan juga memerlukan keselamatan yang tinggi. Sehingga, faktor keselamatan dan keamanan dalam penerbangan merupakan unsur terpenting dalam dunia penerbangan. Yang perlu di pertegas dalam visi untuk memodernisasi peralatan navigasi penerbangan dan dalam rangka pemberdayaan masyarakat di 109 Bandara di Tanah Papua, harus dapat menjawab setidaknya dua aspek.

Aspek pertama adalah tujuan tujuan penyelenggaraan kegiatan navigasi untuk mendukung terpeliharanya atau terjaganya prinsip keselamatan dalam setiap operasi penerbangan di 109 Bandara di Tanah Papua. Lalu, aspek yang kedua yaitu perlunya kesiapan "peralatan" dan juga "SDM" yang sama-sama berkualitas untuk mendukung kegiatan navigasi di 109 Bandara di Tanah Papua. Hal tersebut diungkapkan oleh Willem Wandik selaku Anggota Komisi V DPR RI.

“Dibidang SDM, tentunya relevan, jika konteks pemberdayaan masyarakat di Tanah Papua juga ikut di perkuat. Diantara sekian banyak peralatan sistem navigasi penerbangan yang dibutuhkan dalam menjamin prinsip keselamatan dalam penerbangan, komponen terpenting yang wajib di sediakan oleh 109 Bandara di Tanah Papua terkait pentingnya kualitas SDM yang baik adalah tersedianya personil Air Traffic Controller (ATC) yang dapat bekerja mengoperasikan 109 Bandara di Tanah Papua,” cetus Willem kepada sinpo.id melalui pesan singkatnya, Selasa (16/1/2018).

Beliau melanjutkan, peranan ATC sangat begitu penting dan tidak bisa dipandang remeh. Sebab, ATC berperan mengatur lalu lintas udara di setiap aktivitas penerbangan, mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain dan menghindarkan dari tabrakan (making separation). ATC juga berperan mengatur kelancaran arus traffic (traffic flow), membantu Pilot menghandle sewaktu-waktu ada keadaan emergency atau darurat, dan memberikan informasi yang sangat dibutuhkan oleh Pilot seperti informasi cuaca, traffic, navigasi dan lain lain.

Seperti yang kita ketahui, peranan konektivitas domestik yang di dukung oleh transportasi penerbangan, masih menjadi satu satunya sarana perhubungan yang mampu menembus seluruh kawasan di Tanah Papua. Sekalipun dimasa mendatang, target pembangunan jalur transportasi darat tercapai, dengan terbangunnnya jalur trans Papua yang saat ini terus dikejar pembangunannya oleh Kementerian PUPR. Namun, fakta yang tidak bisa dikesampingkan bahwa secara administrasi Tanah Papua adalah pulau terbesar ke-3 di Indonesia dengan luas wilayah secara administrasi mencapai 421 Ribu Km persegi, atau mencapai rangking pertama dari keseluruhan luas wilayah Pulau (Indonesia dan Papua Nugini) yang mencapai 785 Ribu Km persegi. Dengan jangkauan wilayah pelayanan administrasi yang begitu besar di Tanah Papua, kehadiran 109 bandara di Tanah Papua, juga tidak hanya dibutuhkan pada saat-saat sekarang saja, misalnya untuk sekedar mensubtitusikan ketiadaan jalur transportasi darat, namun lebih dari itu, kehadiran 109 Bandara di Tanah Papua, diharapkan dapat terus memenuhi kebutuhan layanan transportasi yang berkualitas, cepat dan efisien, untuk mengkoneksikan jangkauan wilayah administrasi yang begitu luas di Tanah Papua..

Perlu menjadi catatan bagi stakeholder yang ada khususnya BUMN AirNav Indonesia, bahwa kami selaku representasi parlemen dari Tanah Papua, berkepentingan juga untuk menyampaikan pentingnya bagi AirNav Indonesia untuk memperhatikan pemanfaatan SDM yang berasal dari OAP. Selain bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat lokal OAP terhadap penyelenggaraan kegiatan penerbangan di Tanah Papua, pelibatan ini juga dapat menjadi solusi bagi penempatan tenaga terampil dibidang navigasi yang berasal dari orang tempatan, untuk dapat berperan melindungi, memelihara, menjaga, seluruh aset strategis dalam bisnis aviasi, di daerahnya masing masing. Setidak tidaknya masyarakat lokal dapat berpartisipasi secara langsung dalam kegiatan yang menjamin keselamatan dan keamanan operasi penerbangan di daerahnya. Karena sejatinya, kehadiran layanan transportasi penerbangan, juga diperuntukkan bagi pelayanan kegiatan transportasi masyarakat dan kegiatan Pemerintahan di daerah tempatan.

“Ajakan dari kami, mari membangun nusantara dengan mengajak seluruh komponen anak bangsa untuk ikut serta bertanggung jawab menjadi pilar penting pembangunan di setiap jantung Pemerintahan yang menjadi simpul perekat NKRI. Agar tidak ada lagi anak bangsa, yang merasa diperlakukan sebagai orang asing di negerinya sendiri. Pembangunan harus mendukung pemberdayaan masyarakat lokal, bukan justru menyingkirkan mereka,” tegasnya sekaligus mengakhiri.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI