Krisis Iklim, Lebih dari Separuh Danau dan Waduk Besar di Dunia Menyusut
SinPo.id - Berdasarkan temuan dari penelitian, lebih dari separuh danau dan waduk besar dunia telah menyusut sejak awal 1990-an, akibat dampak dari krisis iklim. Peristiwa itu meningkatkan kekhawatiran tentang pasokan air untuk pertanian, tenaga air, dan konsumsi manusia.
Tim peneliti internasional melaporkan, beberapa sumber air tawar terpenting di dunia dari Laut Kaspia yang terbentang antara Eropa dan Asia, hingga Danau Titicaca di Amerika Selatan, kehilangan air dengan laju kumulatif sekitar 22 gigaton per tahun selama hampir tiga dekade, setara dengan total penggunaan air di Amerika Serikat (AS) untuk sepanjang tahun 2015.
Ahli hidrologi permukaan di University of Virginia, Fangfang Yao, mengatakan 56 persen dari menyusutnya danau alami diakibatkan oleh pemanasan global dan meningkatnya konsumsi manusia. Dari hasil pengukuran satelit, terdapat sekitar 2 ribu danau besar yang menyusut.
“Ini tidak boleh diabaikan,” kata Yao, dilansir dari The Guardian, Minggu 21 Mei 2023.
Ia menjelaskan, penggunaan air manusia, perubahan curah hujan dan limpasan, sedimentasi, serta kenaikan suhu telah menurunkan permukaan danau secara global, dengan 53 persen danau menunjukkan penurunan dari tahun 1992 hingga 2020. Bahkan hampir dua miliar orang di seluruh dunia terkena dampaknya, dan banyak daerah menghadapi kekurangan air dalam beberapa tahun terakhir.
Padahal, ilmuwan telah lama mengingatkan bahwa pemanasan global tidak boleh melebihi 1,5 derajat celsius atau 2,7 derajat fahrenheit, jika ingin menghindari konsekuensi paling dahsyat dari perubahan iklim. Namun saat ini, suhu dunia telah meningkat sekitar 1,1 derajat celcius atau 1,9 derajat fahrenhait sejak zaman pra-industri.