Polemik Laut China Selatan

ASEAN Diminta Berpikir Komprehensif dalam Menyelesaikan Polemik Laut China Selatan

Laporan: Juven Martua Sitompul
Senin, 15 Mei 2023 | 10:47 WIB
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera. (SinPo.id/Parlementaria)
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera. (SinPo.id/Parlementaria)

SinPo.id - ASEAN dinilai perlu berpikir komprehensif dalam menyelesaikan persoalan di Laut China Selatan (LCS). Apalagi persoalan itu bukan hanya isu regional namun berskala global.

"Bukan hanya ASEAN dan China, namun Amerika punya kebijakan terkait LCS. Karena itu, ASEAN perlu berpikir komprehensif menyelesaikan masalah ini," kata Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera kepada wartawan, Jakarta, Senin, 15 Mei 2023.

Menurut dia, ASEAN perlu menghargai kebijakan teritori setiap negara anggota dalam penyelesaian persoalan di LCS. Namun, mempersilakan bila ada negara yang ingin membangun komunikasi bilateral.

"Untuk mengatasi persoalan di Laut China Selatan, maka ASEAN perlu menggunakan semua modal politik dan sosial dengan mengajak para pihak lain untuk memperkuat posisi ASEAN," tegas politikus PKS ini.

Anggota Komisi II DPR RI ini juga menilai Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 perlu lebih aktif mengajukan proposal dalam menyelesaikan masalah di LCS. Penyelesaian itu bisa dilakukan secara bilateral dengan negara terkait.

Sebelumnya, negara ASEAN menyambut inisiatif mempercepat perundingan panduan tata perilaku (code of conduct/CoC) di LCS yang diharapkan bisa mencegah konflik di perairan strategis itu.

Tak hanya itu, para pemimpin ASEAN menekankan pentingnya menjaga situasi yang kondusif selama perundingan CoC. Mereka juga mendorong langkah-langkah yang bisa mengurangi ketegangan, kesalahpahaman, dan salah perhitungan.

Sebanyak empat negara anggota ASEAN, yakni Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, dan Vietnam terlibat sengketa klaim atas perairan LCS dengan China. Untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade itu, ASEAN melibatkan China dalam menyusun CoC yang akan menjadi pedoman perilaku negara-negara di LCS.

Proses perundingan rancangan teks perundingan CoC (Single Draft COC Negotiating Text/SDNT) mencatat kemajuan melalui penyelenggaraan pertemuan ke-38 Kelompok Kerja Bersama ASEAN-China tentang Implementasi Deklarasi Perilaku (JWG-DOC) pada 8-10 Maret 2023 di Jakarta.

Selanjutnya, ASEAN menantikan upaya berkelanjutan untuk memperkuat kerja sama dengan China menuju kesimpulan awal CoC yang efektif dan substantif sesuai dengan hukum internasional, termasuk Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982).sinpo

Komentar: