Soal Capres 2024, Jokowi: Bagian Saya Memberikan Bisikan ke Partai-Partai

Laporan: Bayu Primanda
Minggu, 14 Mei 2023 | 21:41 WIB
Presiden Joko Widodo di acara Musra (Sinpo.id/Youtube)
Presiden Joko Widodo di acara Musra (Sinpo.id/Youtube)

SinPo.id -  Presiden RI Joko Widodo mengaku hanya membisiki partai-partai soal nama calon presiden yang bisa diusung oleh parpol dalam Pemilu 2024.

"Kemudian dari yang disampaikan oleh Pak Panel Barus, karena menurut konstitusi itu yang bisa mencalonkan itu adalah partai atau gabungan partai sehingga bagian saya untuk memberikan bisikan kuat kepada partai-partai yang sekarang ini juga koalisinya belum selesai," kata Presiden Jokowi di Jakarta, Minggu, 14 Mei 2023.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut pada Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia di Istora Senayan, Jakarta.

Dalam Musra tersebut, Ketua Panitia Musra Indonesia Panel Barus menyerahkan hasil Musra, yaitu nama-nama calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pemilu 2024 berdasarkan hasil penyaringan nama dari sejumlah organisasi sukarelawan.

"Jadi, kalau saya ngomong sekarang untuk apa? Itu yang namanya strategi, ya, itu. Jangan tergesa-gesa, jangan grusa-grusu, jangan pengen cepet-cepetan karena Belanda masih jauh. Akan tetapi, sekali lagi saya sangat menghargai apa yang sudah dilakukan oleh Musra dalam menjaring nama-nama yang diinginkan oleh rakyat kita," tambah Presiden.

Namun, Presiden mengaku belum membuka nama-nama yang diajukan oleh Musra.

"Tadi yang disampaikan Pak Panel Barus itu resmi, belum saya buka. Belum saya buka. Jadi, saya terus terang, ini harus diberikan waktu kepada partai atau gabungan partai untuk menyelesaikan urusan capres dan cawapresnya seperti apa," tambah Presiden.

Presiden Jokowi menyebut memilih pemimpin pada tahun 2024 sangat krusial sehingga tidak boleh keliru.

"Jangan tergesa-gesa karena begitu keliru, kita tidak bisa minta kembali lagi. Sekali lagi, sekarang kita tahu keadaan dunia ketidakpastiaan global sampai diperkiraan 5-10 tahun yang akan datang itu masih akan terjadi. Sekali lagi, nakhodanya itu harus nakhoda yang pemberani, berani mengambil risiko untuk kepentingan negara ini untuk kepentingan bangsa ini," jelas Presiden.

Presiden mengungkapkan Indonesia membutuhkan pemimpin yang kuat pada masa depan.

"Kepemimpinan yang kuat itu dibutuhkan, yang memiliki komitmen yang kuat untuk antikorupsi, yang memiliki komitmen yang kuat untuk merawat demokrasi, ini penting. Jangan nanti ada yang mau Musra dilarang," tambah Presiden.

Presiden pun mengaku bangga terhadap pelaksanaan Musra dan kelompok sukarelawan karena kompak.

"Semuanya masih solid dan kompak. Ini penting karena kalau kita tidak solid dan kompak kita ini akan dilecehkan. Mau dilecehkan? Kalau kita kompak dan solid kita akan diperhitungkan. Setuju? Nanti pada saatnya pada waktu yang tepat, saudara-saudara semuanya akan saya bisiki satu per satu entah berapa juta, tak bisikin satu-satu nanti," kata Presiden.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI